Labuan Bajo Segera Dibuka, Program CHS dan Registrasi Online Disiapkan

Desain dermaga di Jurassic Park, Pulau Rinca, Labuan Bajo.
Sumber :
  • Dok. Kementerian PUPR

VIVA – Akibat pandemi Covid-19, pariwisata Labuan Bajo Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur ditutup hampir tiga bulan. Tak ayal, seluruh bisnis pariwisata di Bumi Komodo ini bak disuntik mati pasalnya seluruh hotel, restoran, kuliner, dive shop, usaha kapal wisata berhenti beroperasi.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Di tengah ketidakpastian kapan pandemi Coid-19 ini berakhir, Pemerintah Pusat membuat wacana kehidupan normal baru atau New Normal. Harapannya, masyarakat segera bisa melaksanakan aktivitas seperti biasa namun dikendalikan oleh protokol yang ketat.

New Normal ini merupakan kabar baik bagi sektor pariwisata khususnya Labuan Bajo, salah satu destinasi primadona pariwisata dunia. Sebagai destinasi Super Premium, Labuan Bajo sendiri diputuskan menjadi pilot project yang menginisiasi pemulihan sektor pariwisata NTT.

Salat Id di Masjid Agung Al-Azhar, JK Ngaku Senang Lebaran Kali Ini Ramai

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Wishnutama Kusubandio, menegaskan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, bahwa persiapan tatanan normal baru sektor pariwisata akan dilaksanakan secara bertahap, mulai Standar Operasional Prosedur (SOP), pelaksanaan simulasi, sosisialisasi, yang uji coba.

Sementara itu, Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat bersama seluruh Bupati dan para stakeholder pariwisata telah bersepakat membuka kembali pariwisata di NTT pada 15 Juni 2020 mendatang.

Liburan Lebaran ke Labuan Bajo: Tak Perlu Khawatir, Ini Jaminan Pemerintah!

Program CHS

Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores, Shana Fatina, menyampaikan, tatanan normal baru sektor pariwisata ini juga berjalan beriringan dengan program bersih, sehat, dan aman (Clean, Health and Safe atau CHS) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai upaya mendukung mewujudkan New Normal di Indonesia, seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan.

“Aktifitas pariwisata akan dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan sebagai standar normal baru mengingat Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super prioritas dan super premium, sekaligus gerbang wisata bahari dunia,” katanya dalam rilis BOPLF, Jumat 29 Mei 2020.

Dikatakan Shana, selama masa tanggap darurat Covid-19, BOPLBF terus melakukan koordinasi intensif dengan Pemerintah Daerah dan para stakeholder pariwisata untuk mempersiapkan antisipasi sektor pariwisata NTT, khususnya Labuan Bajo, agar dapat kembali beraktivitas seperti biasa pasca pandemi dengan menerapkan standar pariwisata normal baru yang berpedoman pada protokol Kesehatan.

“Harapannya, new normal ini dapat berjalan efektif pada pertengahan Agustus mendatang usai masa uji coba selama 2 bulan. Program ini juga beriringan dengan program bersih, sehat, dan aman (clean, health and safe – chs) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai upaya untuk mewujudkan new normal,” ungkap Shana.

Registrasi online

Selain itu, sebagai upaya untuk mewujudkan tatanan normal baru melalui penerapan protokol kesehatan pariwisata, BOPLBF saat ini sedang membangun sistem digital registrasi online bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke destinasi wisata Labuan Bajo, baik destinasi wisata bahari maupun di darat.

Shana Fatina menegaskan, sejak awal BOPLBF memang merancang pembangunan sistem digital pariwisata terpadu yang terintegrasi dalam satu big data. Menurut Shana, sistem digital pariwisata ini diharapkan akan menjadi rumah bagi pariwisata Flores dan NTT secara keseluruhan.

“Kami sedang usahakan sebagai langkah awal mempercepat berjalannya sistem registrasi online untuk mempermudah akses para pengunjung ke destinasi wisata khususnya yang ada di Labuan Bajo. Sistem digital ini salah satu cara yang kami lakukan agar bisa mengatur jumlah pengunjung dan menata pola perjalanan wisatawan untuk menghindari kerumunan,” jelas Shana.

Menurut Shana, sistem registrasi online ini rencananya akan diuji coba pada tanggal 9 Juni mendatang. Registrasi online ini akan sekaligus mengatur jadwal dan kuota pengunjung. Selain itu, sistem ini juga dimaksudkan untuk sekaligus mendata identitas para pengunjung yang datang dan men-tracing riwayat perjalanan para pengunjung. Shana menekankan pentingnya mengidentifikasi data tiap pengunjung sebagai salah satu upaya mempekuat penerapan tatanan normal baru di sektor pariwisata.

“Kami sudah beberapa kali berkoordinasi dengan para pengelola destinasi wisata salah satunya dengan BTNK agar secepatnya bisa memenuhi kelengkapan yang dibutuhkan untuk bisa membangun sistem ini. Kami sudah lakukan rapat koordinasi dengan Dinas Pariwisata Mabar (Manggarai Barat) dan sekaligus mendata apa-apa saja yang diperlukan untuk mempersiapkan sistem ini,” Shana menjelaskan.

Selain membangun sistem digital, BOPLBF bersama Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kab. Manggarai Barat dalam waktu dekat juga akan berkoordinasi dengan berbagai asosiasi hotel, restoran, agen perjalanan, dan para pelaku pariwisata untuk sekaligus menghimpun apa saja yang diperlukan guna mempersiapkan aktifnya kembali pariwisata Labuan Bajo 15 Juni mendatang.

“Kami akan undang teman-teman dari berbagai asosiasi dan teman-teman pelaku pariwisata dan perjalanan lainnya untuk menghimpun masukan kira-kira apa saja yang diperlukan dan relevan dengan situasi setempat, karena kami sadari teman-teman di industri pariwisata ini paling merasakan imbas pandemi covid-19 dengan sepinya pengunjung dua bulan belakangan ini,” ungkap Shana.

Shana Fatina menegaskan, koordinasi dengan berbagai pihak dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh pihak terkait berjalan satu frekuensi mewujudkan New Normal sesuai arahan Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan. Shana meyakini, dengan kepatuhan pada standar protokol kesehatan, sektor pariwisata di NTT, khususnya Labuan Bajo dan sekitarnya dapat berjalan normal kembali.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Manggarai Barat, Agustinus Rinus mengungkapkan optimismenya menyambut New Normal pariwisata Manggarai Barat.

“Yang jelas kami mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk menunjang kelancaran penerapan normal baru ini, termasuk bersama BOPLBF mempersiapkan SOP Protokol Kesehatan, termasuk dengan sinergi dengan para stakeholder,” terang Agustinus Rinus.

Kadis yang akrab dipanggil Gusti Rinus ini menegaskan, protokol kesehatan pariwisata dirancang dengan mengacu kepada aturan Kemenkes dan Gugus Tugas Nasional Pencegahan dan Penanganan Covid-19.

Semua protokol kesehatan pariwisata kata dia nantinya akan diterapkan di alur perjalanan wisatawan meliputi; registrasi wisatawan terpadu, pengendalian kedatangan dan keberangkatan di bandara dan pelabuhan, mendorong penggunaan masker setiap waktu, mendorong penyediaan sanitasi dan pengecekan suhu tubuh di setiap tempat, pemberlakuan pembatasan sosial/fisik, serta penerapan layanan intensif terkait kesehatan, kebersihan, dan keamanan pada tempat-tempat pariwisata.

“Sesuai arahan Presiden, kami upayakan agar uji coba penerapan tatanan baru ini bisa berjalan seperti yang kita harapkan, sambil terus kita evaluasi secara berkala. Termasuk sistem registrasi online yang sedang dibangun kami yakin akan sangat membantu kami memantau aktivitas para pengunjung yang datang ke Labuan Bajo,” ujarnya.

BOPLBF sebelumnya menggelar rapat koordinasi bersama Dinas Pariwisata Manggarai Barat membahas beberapa hal terkait persiapan penerapan tatanan normal baru, antara lain menyusun protokol kesehatan pariwisata, mengatur standar kesehatan, kebersihan, dan keamanan dengan mengacu kepada Kemenkes, Gugus Tugas Nasional COVID-19, UNWTO, WTTC, dll.

Sesuai jadwal, BOPLBF dan pemerintah  menjadwalkan penyusunan protokol Kesehatan dan industri pariwisata melalui koordinasi dengan para stakeholder dan pelaku pariwisata yang ada di Labuan Bajo, menyelesaikan sistem digital registrasi online, menetapkan destinasi percontohan normal baru, melaksanakan simulasi dan penerapan protokol CHS di destinasi percontohan mulai dari gerbang kedatangan dan area publik lainnya.

Laporan Jo Kenaru/ Manggarai Barat-NTT

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya