Penumpang Pesawat Terus Bertambah di Masa Adaptasi New Normal

(Ilustrasi) Antrean calon penumpang di Bandara Soekarno-Hatta, Tengerang, Banten.
Sumber :
  • VIVAnews/Sherly

VIVAnews - Industri penerbangan saat ini tengah memasuki masa adaptasi kebiasaan baru atau 'new normal' di tengah pandemi Covid-19. Di mana, pada masa adaptasi ini setiap orang diperbolehkan melakukan perjalanan dengan pesawat, dengan tetap mengedepankan prosedur terkait aspek kesehatan.

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

President Director PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II, Muhammad Awaluddin, menjelaskan sesuai Surat Edaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 No. 07/2020, calon penumpang pesawat harus melengkapi surat keterangan uji tes PCR dengan hasil negatif berlaku tujuh hari, atau surat keterangan uji rapid test dengan hasil non-reaktif yang berlaku tiga hari pada saat keberangkatan.

"Pembatasan kapasitas penumpang pesawat yang sempat maksimal 50 persen, kini ditingkatkan maksimal 70 persen sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Perhubungan Udara Nomor 13/2020," kata Awaluddin dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 12 Juni 2020.

CEO Boeing Dave Calhoun Mengundurkan Diri Setelah Insiden Panel Kabin Lepas

"Secara bertahap, kapasitas maksimal penumpang akan kembali ditingkatkan lagi," ujarnya.

Baca juga: Pesawat Mulai Mengudara, Berikut Syarat bagi Calon Penumpang

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Awaluddin mengatakan masa adaptasi new normal yang dimulai pada 8 Juni 2020, jumlah penumpang pesawat rute domestik dan internasional mulai merangkak naik.

Di 19 bandara yang dikelola AP II, jumlah penumpang pada 8-9 Juni mencapai rata-rata sekitar 7.000 penumpang setiap harinya. Sementara itu, pada 10 Juni jumlah itu kembali meningkat menjadi sekitar 14.700 penumpang. Bahkan di tanggal yang sama, jumlah penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta saja sudah mencapai 6.038 penumpang.

Meskipun secara perlahan jumlah penumpang kembali naik, namun Awaluddin memastikan bahwa pihak stakeholder di bandara juga akan tetap dan terus menjaga prosedur kesehatan yang dijalani secara ketat.

Sebab, saat ini maskapai Lion Air pun juga sudah kembali beroperasi, menyusul Garuda Indonesia dan Citilink. Bahkan kabarnya Air Asia Indonesia juga akan mulai terbang pada 19 Juni 2020 mendatang.

"Meskipun jumlah penumpang memang masih jauh lebih rendah dibandingkan saat kondisi normal, namun sudah mulai bergairah kembali di masa adaptasi ini," ujar Awaluddin.

Selain itu, peningkatan juga terjadi di angkutan kargo, di mana pada 10 Juni 2020 kemarin volume kargo mencatatkan angka tertinggi sepanjang Juni 2020 ini dengan total 1,65 juta kilogram. Khusus Soekarno-Hatta, pada tanggal itu volume kargo bahkan mencapai 1,2 juta kilogram.

"Angkutan kargo di tengah pandemi Covid-19 ini memang yang paling terjaga. Seluruh bandara PT Angkasa Pura II juga fokus dalam penanganan kargo ini," ujarnya.

Di masa adaptasi kebiasaan baru, PT Angkasa Pura II tetap konsisten mengimplementasikan konsep Smart Airport yang dapat mendukung operasional dan pelayanan saat ini, dan ketika memasuki era new normal.

Implementasi Smart Airport antara lain melalui hadirnya berbagai fasilitas touchless seperti smart helmet, di samping juga sistem teknologi informasi terintegrasi guna menjaga kelancaran operasional bandara di dalam segala kondisi.

Sebagai bagian implementasi Smart Airport, PT Angkasa Pura II dalam waktu dekat juga akan meluncurkan aplikasi Travelation, yang memungkinkan calon penumpang dapat menggungah dokumen yang dipersyaratkan untuk bisa terbang. Yakni misalnya surat hasil tes PCR atau rapid test guna diperiksa secara digital, sehingga pemeriksaan di bandara dapat dilakukan lebih sederhana namun tetap ketat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya