KSAD Jenderal Andika Target Bentuk Kompi Khusus Nubika di Setiap Kodam

VIVA – Kepala Staf TNI Angkatan Darat  (KSAD) Jenderal Andika Perkasa menargetkan akan membentuk kompi khusus Nuklir Biologi dan Kimia (Nubika) di setiap Kodam. Pengembangan ini akan memakan waktu lima tahun hingga 2024.

Sosok Jenderal Bintang 1 Kowad, Orang Kepercayaan KSAD Maruli Simanjuntak

"Sudah mulai sejak dua minggu lalu dan nanti akan terus dikembangkan karena nature-nya Nubika terus berubah. Di tiap Kodam akan ada Kompi Nubika," ujarnya di Jakarta, Rabu, 24 Juni 2020.

Andika menargetkan akan mengembangkan pengamanan Nubika di tubuh TNI AD. Hal tersebut akan dimulai dari pembentukan kompi Nubika per Kodam.

3 Menantu Jenderal yang Punya Karier Cemerlang di TNI, Ada yang Jadi Presiden

Selain itu, soal penanganan terkait Covid-19 juga telah disiapkan di rumah sakit TNI se Indonesia. Penambahan laboratorium Polymerse Chain Reaction (PCR) dan kapasitas spesimen, mulai ditingkatkan untuk menopang pengobatan masyarakat Indonesia.

"Rencana pembangunan laboratorium PCR yang pertama sudah berjalan. Sekarang sudah mulai 68 RS kami. RSPAD udah punya dua. Akan sangat bantu komunitas lokal juga. Target tiap RS bisa jangkau 10 ribu reagen. RSPAD udah 400 sample per hari," kata Andika.

Ini 5 Jenderal Bintang 4 yang Paling Terkenal di Indonesia, Bukan Orang Sembarangan

Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa mengatakan, pihaknya bakal berupaya maksimal menyediakan kebutuhan RSPAD Gatot Soebroto dalam menangani pasien Covid-19.

Salah satunya, lanjut Andika, bakal menyediakan stok sekira 10.000 reagen RNA robotic agar pengecekan test melalui metode Polymerse Chain Reaction (PCR) di RSPAD terus berjalan.

“Sebanyak 10.000 stok reagen RNA robotic akan TNI AD kirimkan untuk memenuhi persedian RSPAD,” kata Andika dikutip melalui akun YouTube TNI AD, Kamis, 11 Juni 2020.

Menurut Andika, pemenuhan terhadap stok reagen PCR robotic di RSPAD dilakukan, agar proses penanganan Covid-19 saat ini dapat terus berjalan sehingga mampu mengurangi angka penyebarannya.


Laporan Cornelia Amy/ Azhari Narottama (tvOne/ Jakarta)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya