Gelar Pernikahan di Bandung, Tak Ada Standing Party dan Upacara Adat
- ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
VIVA – Wakil Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kota Bandung sekaligus Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menekankan para pengusaha jasa pernikahan atau Wedding Organizer (WO) untuk menerapkan protokol Covid-19 dengan ketat di setiap tahapan acara nikahan untuk memutus mata rantai penularan virus corona.
Bahkan Yana mengimbau prosesi pernikahan agar dipersingkat tanpa menghilangkan substansi akad nikah pengantin. Ketersediaan alat kebersihan penunjang protokol covid-19 seperti tempat cuci tangan atau hand sanitizer serta masker wajib dilaksanakan di semua spot yang memancing kerumunan.
"Jangan dulu 'standing party'. Karena kalau berdiri itu tidak ketahuan jumlahnya. Harus duduk sehingga bisa kelihatan jumlahnya sesuai kapasitas maksimum," ujar Yana di Bandung Jawa Barat, Senin 29 Juni 2020.
Baca juga: Ada Paket Pernikahan Drive Thru, Tengok Konsepnya
Selain standing party, lanjut Yana, durasi pernikahan juga perlu diperhatikan untuk menghindari kerumuman saat prosesi. Hal tersebut wajib dipertimbangkan WO karena kedatangan tamu undangan sulit terprediksi membawa virus covid-19.
"Pada tahap awal sebaiknya tidak diselenggarakan upacara adat yang menyita waktu. Karena kita minta penyelenggara atau keluarga untuk membagi waktu," ujarnya.
"Karena pernikahan itu interaksi orangnya cukup banyak, jadi harus sangat ketat protokol kesehatannya. Kurangnya, sedikit demi sedikit sambil jalan diperbaiki bertahap," lanjut Yana.
Curhat Pengemudi Mobil Jalur Mudik Ditutup Tenda Nikahan
Baru-baru ini terjadi di media sosial, seorang pengendara mobil curhat melalui sebuah video karena adanya sebuah gelaran pernikahan mewah.
