JK: Perlu Siapkan Langkah Sebelum Vaksin Corona Ditemukan

Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK), di Jatim.
Sumber :
  • VIVAnews/ Nur Faishal (Surabaya)

VIVA – Hingga kini, pandemi Covid-19 belum bisa dikendalikan. Akibatnya, ekonomi negara-negara tertekan dan kehidupan masyarakat juga belum bisa normal.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Wakil Presiden RI 2014-2019 Jusuf Kalla mengatakan, Covid-19 adalah bencana bagi dunia. Maka di tengah kondisi saat ini, adalah menunggu vaksin ditemukan. Tapi perlu waktu, dan harus ada persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum pengendalian melalui vaksin itu bisa ditemukan.

“Maka dari itu kalau kita mau kembali normal, ekonomi normal maka virus itu harus bisa kendalikan. Yang mengendalikan tentu vaksin. Tapi sebelum itu banyak langkah yang dilakukan PMI (Palang Merah Indonesia) dalam rangka mengurangi dampak atau mengendalikan virus tersebut,” kata Ketua Umum PMI Jusuf Kalla, melalui webinar, Kamis 2 Juli 2020.

Barang Kiriman TKI Bebas Pajak Bakal Naik Jadi Maksimal US$2.800 per Tahun

Baca juga: Musim Kemarau, Pemerintah Antisipasi Kebakaran Hutan

Ia mengungkapkan, PMI bisa melakukan semua langkah melawan penyebaran Covid-19 dengan bekerja sama dengan pemerintah, masyarakat dan pihak swasta. Kolaborasi semua unsur itu, harus dilakukan untuk menunggu vaksin virus ini ditemukan.

Pemerintah Resmi Cabut Aturan Pembatasan Barang Kiriman Pekerja Migran 

“Terima kasih atas partisipasi para pengusaha, perusahaan dan masyarakat khususnya Bank HSBC yang memberikan bantuan operasi Covid-19,” kata mantan Ketua Umum Partai Golkar.

Sementara itu Sekretaris Jenderal (Sekjen) PMI Sudirman Said menyatakan, meski Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah dilonggarkan, ia percaya perjuangan melawan virus corona masih panjang.

Ia melihat adanya potensi risiko dengan mulai dibukanya ruang-ruang publik seperti mal, taman, bahkan sekolah. Sementara kurva kenaikan penderita Covid 19 di Indonesia belum melandai. 

Menurutnya sedikit saja kita lalai, akan sangat berisiko. Bisa menimbulkan kenaikan angka kasus positif yang menyebabkan gelombang kedua serangan corona. Untuk itu, di masa transisi ini, masyarakat dipandang perlu dibiasakan untuk hidup dengan protokol kesehatan ekstra.

“Dengan demikian diharapkan terjadi transisi yang mulus ke New Normal atau tatanan hidup baru di masa depan,” kata mantan menteri ESDM itu.

Pengurus PMI Pusat dokter Heru Aryadi, MTH menjelaskan, APD masih sangat diperlukan mengingat pertambahan kasus terkonfirmasi positif di Indonesia masih tinggi. Dia merinci, kebutuhan APD di rumah sakit yang merawat pasien Covid-19 mencapai 200 pcs per hari.

"Berdasarkan pengamatan, rata-rata pasien Covid-19 dirawat selama 20 hari. Kalau rata-rata 10 APD perhari untuk satu pasien, berarti 10 dikali 20 hari, perpasien berarti butuh 200 APD," jelasnya.

Kebutuhan APD untuk relawan PMI juga tak kalah penting dengan penggunaannya bagi petugas medis. Relawan penyemprot disinfektan misalnya, membutuhkan APD untuk melindungi diri dari paparan zat kimia. 

Terlebih bagi relawan yang melakukan pelayanan evakuasi pasien serta penguburan jenazah Covid-19 yang memerlukan APD level 3.

Untuk itu PMI berterimakasih pada Bank BHS yang telah menyumbangkan APD bagi para petugas medis di beberapa daerah di Indonesia, terutama di Jakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

Anggota DPR RI fraksi PDI Perjuangan, Ihsan Yunus di KPK

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemeriksaan terhadap Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Ihsan Yunus terkait kasus dugaan korupsi Alat Pelindung Diri (APD)

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024