Perempuan Punya Peran Lestarikan Hutan di Tengah Pandemi Corona

Ilustrasi taman hutan
Sumber :
  • VIVA/Endah Lismartini

VIVA – Perempuan disebut punya peluang dalam mengambil peran lebih, di tengah pandemi COVID-19 saat ini termasuk, di antaranya, peran pelestarian hutan. Selama ini, pengelolaan sektor kehutanan selalu identik dengan laki-laki.

Direktur Inventaris dan Pemantauan Sumber Daya Hutan Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup, R.A Belinda Arunarwati Margono, mengakui cara pandang bahwa pengelolaan hasil hutan adalah ranah laki-laki, menjadi kendala bagi perempuan. Sehingga kontribusi perempuan dalam aspek ekologi, dinilai belum maksimal.

Padahal kata dia, peran perempuan sebenarnya sudah banyak dalam mengambil kebijakan di sektor kehutanan. Bahkan Menteri LHK di Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 sendiri adalah perempuan.

"Menteri LHK adalah seorang pemimpin perempuan, dan jajaran eselon-nya banyak diisi perempuan. Mereka berperan sentral dalam proses pengambilan keputusan, negosiasi internasional, kegiatan teknis kehutanan, dan ujung tombak pengelolaan di tingkat tapak," kata Belinda, dalam diskusi virtual, Kamis 16 Juli 2020.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Baca juga: Kasus Kebakaran Hutan, Dua Perusahaan di Kalbar Mulai Disidang

Ketua Umum Srikandi Hutan Lestari (SHL) Jana Sjamsiah mengatakan peran perempuan sudah disepakati pada September 2015 dalam Sustainable Development Goals atau SDGs. Ada 17 poin dan diantaranya adalah mengenai kesetaraan gender. Maka menurut dia, memang perlu untuk mengedepankan lagi peran penting perempuan dalam pengambilan kebijakan, sertifikasi produk hutan lestari hingga advokasi konsumen.

Peran perempuan dalam lestari hutan, juga berada pada banyak level. Baik itu di lingkungan pengambil kebijakan, hingga pada level konsumen. Dengan begitu, sebenarnya peran perempuan dalam sektor ini sangat kuat dan merata di semua bidang.

"Di level konsumen, peran perempuan dalam mengatur konsumsi keluarga yang sangat vital dan menjadi penentu, dengan memilih hanya produk yang memiliki label lestari,” ujar Sekretaris Umum Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC) Saniah Widuri. Maka menurutnya, penting bagi perusahaan untuk bersertifikat IFCC/PEFC.

Ketua Umum IFCC Dradjad Wibowo mengatakan, banyak pemimpin perempuan yang berperan sentral dan berhasil dalam urusan kelestarian hutan dan kesehatan seperti pandemi COVID-19 saat ini. Kata ekonom senior Indef itu, banyak perempuan yang sukses memimpin perusahaan pengelolaan hutan dan mengelola secara lestari sesuai dengan standar dunia.

"Ekspor pulp dan paper pun meningkat karenanya. Menteri LHK Siti Nurbaya dan jajarannya juga berhasil menerapkan pengelolaan hutan lestari," katanya.

Karena itu, Dradjad mendorong perempuan memimpin kampanye konsumsi terhadap produk hutan lestari. Karena, pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat tergantung pada konsumsi rumah tangga yang berkontribusi 55-60 persen PDB.

"Saat ini sudah banyak kertas dan tisu yang bersertifikat lestari kelas dunia dari IFCC/PEFC. Produk itu seperti tisu wajah, tisu basah hingga tisu bayi," katanya. (ren)

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary

Kasus Mayat Perempuan dengan Kondisi Wajah Hancur, Polisi Tangkap 3 Orang

Polisi telah mengetahui identitas mayat perempuan tersebut.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024