Demokrat Minta Istana Jangan Dipakai jadi 'Posko Pemenangan' Pilkada

Ketua DPP Demokrat Jansen Sitindaon
Sumber :
  • Instagram Jansen Sitindaon

VIVA - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, meminta Presiden Jokowi tidak mencampuri urusan pencalonan anaknya, Gibran Rakabuming Raka, untuk Pilkada Solo 2020. Misalnya dengan menggunakan Istana Negara untuk kepentingan tersebut.

Momen Akrab Prabowo dan Jokowi di Acara Bukber di Istana Negara

"Mau maju [Pilkada] ya silakan aja. Tapi, tak usah lah rasanya istana dipakai jadi "posko pemenangan" pilkada," kata Jansen dalam akun twitternya @jansen_jsp yang dikutip VIVA pada Senin 20 Juli 2020.

Baca juga: Gibran Mulai Bangun Konsolidasi untuk Memenangkan Pilkada Solo

Rampung Juni 2024, Menteri ESDM: Divestasi Saham Freeport Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak

Sebelumnya, Jokowi dan Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo bertemu di istana, dan salah satu poin yang dibahas mengenai majunya Gibran. Hal ini, kata Jansen, akan menjadi contoh buruk di pemerintahan.

"Krn pendopo Gubernur akan ikutan, pendopo Bupati dll. Krn contoh itu mengalir dari atas," ujar Jansen.

Pernah Dampingi Gibran ke Papua, Bahlil Bantah Tudingan Tak Netral

Selain itu, Jansen juga berharap Jokowi memberikan klarifikasi terkait pengakuan Wakil Walikota Solo Achmad Purnomo yang mengaku menerima tawaran jabatan sebagai timbal balik memuluskan langkah Gibran menjadi Cawalkot Solo. Jansen seakan menyindir apakah Pilkada di Medan yang juga melibatkan Menantu Jokowi Bobby Nasution ada intervensi Istana di dalamnya.

"Baiknya ini segera diklarifikasi jika tidak benar. Krn berita ini udah kemana². Vulgar sekali. Udah mirip seperti "uang mundur" di proyek aja ini namanya. Memakai istana lagi sebagai lokasinya. Apa pilkada Medan kampung saya juga begini? Kita lihat aja," lanjut cuitannya.

Putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, resmi dipilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk diusung sebagai calon Wali Kota dalam Pilkada serentak Kota Solo pada akhir tahun 2020. Namun, sejauh ini, banyak yang merespons negatif dan menganggap majunya Gibran itu untuk meneruskan dinasti politik Presiden Jokowi. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya