Cerita Pesantren Hidayatullah di Masamba Selamat dari Banjir Bandang

Warga korban banjir bandang di Masamba, Kabupaten Luwu Utara
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/pras

VIVA – Keajaiban terjadi saat banjir bandang yang menerjang Kabupaten Luwu Utara, pada 13 Juli 2020 lalu. Sebuah pesantren yang berada di sekitar pinggiran sungai Radda, selamat dari banjir bandang. Padahal, rumah dan pemukiman di sekitarnya rusak terdampak banjir.

Menteri PPPA Bantah Tudingan soal Kasus Perundungan di Pesantren Meningkat

Pondok Pesantren Hidayatullah terletak di Kelurahan Bone Tua, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara. Jaraknya dengan sungai yang meluap tersebut hanya 50 meter. Banjir bandang tersebut telah merusak dan merendam ribuan rumah. Belasan ribu jiwa mengungsi.  

Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatullah, Ilham Sawal mengatakan lokasi pondok pesantrennya memang berada tak jauh dari bibir sungai Radda yang membawa jutaan kubik material lumpur. Saat banjir terjadi, para santri sedang berada di dalam pondok.

Cegah Kekerasan di Ponpes, Kemenag Bakal Libatkan Ormas dalam Melakukan Pengawasan

"Pesantren berjarak 50 meter dari pusat banjir bandang, alhamdulillah tidak tersentuh sedikitpun," kata Ilham kepada tvOne, Selasa, 21 Juli 2020.

Ilham mengaku sempat dihubungi salah seorang santrinya yang tengah berada di sekitar sungai Radda. Santri itu mengabarkan kalau terjadi banjir bandang dan minta dijemput untuk dikembalikan ke pondok pesantren.

Begini Bengisnya AB dan R Aniaya Santri di Jambi hingga Tewas

"Saya berfikir kalau Radda banjir Masamba lebih fatal, dugaan saya betul, saya langsung ke pinggir sungai tak jauh dari pondok melihat secara langsung air sudah di bahu jalan, alhamdulillah sampai situ saja," ujarnya.

Baca: Ada di Bibir Sungai Masamba, Pesantren Ini Lolos dari Banjir Bandang

Ilham terus mengontrol debit air di sungai hingga tengah malam, khawatir sungai meluap dan menggenangi pesantren. Sambil memantau keadaan dan menunggu airnya surut, Ia meminta para santrinya tetap tenang dan kembali ke pondok pesantren.

"Saya sampaikan ke santri-santri kami yang jumlahnya 150 orang itu tetap tenang, masuk ke masjid, banyak zikir, minta perlindungan kepada Allah," ujar Ilham.  

Karena cuma Pesantren Hidayatullah yang tidak terdampak banjir bandang, pada malam itu, menurut Ilham, pesantren dijadikan tempat evakuasi warga untuk sementara waktu. Santri bersama warga sekitar saling bahu-membahu menyelamatkan warga dan harta bendanya dari terjangan banjir.
 
Meskipun kondisi santri dan pesantren selamat dari bencana banjir bandang, banyak orangtua santri yang mengkhawatirkan kondisi anak-anak mereka. Apalagi saat banjir terjadi saluran komunikasi terputus, sinyal mati total. 

Akhirnya, para orangtua datang ke pesantren keesokan harinya dan meminta agar anak-anaknya dipulangkan sementara sampai kondisinya kondusif. Ilham juga menyadari dampak dari banjir bandang ini menyebabkan pasokan logistik, air bersih dan listrik terganggu. "Jadi kami putuskan semua santri harus dipulangkan untuk sementara," ujarnya. (lis)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya