Temui Nadiem Makarim, Gus Yahya Sebut NU Tetap Ikut POP Kemendikbud

Gus Yahya temui Mendikbud Nadiem Makarim
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Katib Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, melakukan pertemuan dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Pertemuan ini digelar usai dialog Nadiem bersama sejumlah rektor Universitas NU se-Indonesia di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis siang 6 Agustus 2020. 

GP Ansor Ungkap Makna Gowes 90 KM, Simbol Perjuangan Menuju Indonesia Emas 2045

Pertemuan itu membahas perihal Program Organisasi Penggerak atau POP yang sempat heboh di publik. Kontroversi OPO ini membuat Nahdlatul Ulama keluar dari program tersebut.

“Ini silaturahmi untuk mengurai kekusutan komunikasi yang sempat terjadi," kata Yahya Cholil Staquf dalam keterangannya di Jakarta. 

Pendeta Gilbert Olok-olok Salat dan Zakat, PBNU: Kami Umat Islam Diajarkan untuk Menahan Emosi

Yahya menjelaskan, dalam suasana prihatin akibat pandemi serta kondisi masyarakat yang membutuhkan solusi dari berbagai kesulitan, sangat tak elok jika kontroversi yang tak substansial dibiarkan berlarut-larut.

Baca Juga: Cak Imin: Menteri Pendidikan Baru Mulai Kerja, Jangan Diganti

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor yang Jadi Tersangka Korupsi Pemotongan Insentif

Dia mengaku menemui Nadiem juga atas persetujuan Rais Am dan Ketua Umum PBNU Said Aqil Sirodj. Kata dia, dalam pertemuan itu juga menyampaikan keputusan bahwa NU tetap ikut serta dalam POP yang diinisiasi oleh Kemendikbud. 

Menurutnya, keputusan itu diambil dalam rapat di PBNU Selasa, 4 Agustus 2020 yang lalu, setelah ada klarifikasi mengenai dua hal. 

Pertama, bahwa POP bukan program yang bersifat akar rumput, tapi lebih bersifat laboratorial. 

“Memang sudah ada klarifikasi dari mendikbud sebelumnya bahwa dengan POP ini sebenarnya Kemendikbud hanya bermaksud membeli model inovasi dari berbagai pihak yang menawarkan gagasan," ujarnya. 

Dia bilang dalam program mesti dilihat gagasan serta rencara eksekusi. "Pihak mana pun bisa ikut tanpa harus bergantung pada ukuran organisasi atau keluasan konstituennya," ujarnya. 

Gus Yahya menyampaikan agar menyentuh akar rumput termasuk warga NU maka Kemendikbud akan menyiapkan sejumlah program lai seperti afirmasi.

Kedua, pelaksanaan POP yang dimulai Januari 2021 sehingga ada waktu yang cukup untuk menuntaskan pelaksanaan program sepanjang tahun depan.

“Kami mendukung upaya Mendikbud untuk mengambil langkah-langkah kongkret sebagai jalan keluar dari kesulitan-kesulitan masyarakat, khususnya di bidang pendidikan," jelasnya. 

NU juga mendukung upaya-upaya pembaharuan untuk memperbaiki kapasitas sistem pendidikan dalam menjawab tantangan masa depan. "Tentu saja sambil tetap kritis terhadap kekurangan-kekurangan yang ada," ujar Gus Yahya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya