Dulu Hanya Pemanis, Kini 98 Persen Perguruan Tinggi Belajar Jarak Jauh

Peluncuran buku Potret Pendidikan Tinggi di Masa COVID-19.
Sumber :
  • Syaefullah/VIVA.

VIVA – Mewabahnya pandemi Virus Corona atau COVID-19 di Indonesia memaksa masyarakat untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru. Kegiatan belajar, bekerja, dan beribadah lebih banyak dilakukan di rumah.

Muhadjir Effendy Koordinasi dengan Kemendikbud soal 33 Kampus Diduga Terlibat TPPO

Meskipun menciptakan batasan bagi sendi kehidupan masyarakat, namun hal ini justru memunculkan kreativitas yang melahirkan inovasi dari insan pendidikan tinggi. Yaitu pembelajaran melalui daring atau online.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendigbud, Nizam mengatakan, proses pembelajaran saat ini lebih banyak menggunakan teknologi secara daring.  Hal itu membuktikan bahwa transformasi digital pada pendidikan telah terjadi dalam waktu yang singkat.

Hadirkan Perguruan Tinggi Berbasis Karakter, Universitas UAG Resmi Dilaunching

Baca juga: Bupati Aceh Singkil dan Istrinya Positif Corona

Meskipun tidak bisa menggantikan sepenuhnya proses pembelajaran tatap muka, namun hal ini menjadi harapan bagi Nizam untuk semakin memperkuat pendidikan di Indonesia. Terutama dalam hal pendidikan tinggi.

Konser Musik Sebagai Magnet Wisata, Evaluasi Hasil Diskusi PWI dan Kemendikbud

"Proses pembelajaran jarak jauh sebelumnya hanya sebagai pemanis dan alternatif pembelajaran saja, tapi saat ini sudah diadaptasi 98 persen perguruan tinggi di Indonesia," tutur Nizam dalam acara peluncuran buku ‘Potret Pendidikan Tinggi di Masa COVID-19’ setebal 377 halaman di kantor Kemendikbud Jakarta, Selasa, 11 Agustus 2020.

Nizam mengaku senang, karena buku ini menjadi tanda bahwa produktivitas di perguruan tinggi tidak menurun dan justru meningkat. Meski, terkendala masa pandemi selama 5 bulan ini.

"Tidak pernah saya bayangkan dalam waktu yang singkat ini banyak karya luar biasa dengan memanfaatkan teknologi. Ini seperti semangat proklamasi karena banyak hal baik yang diselesaikan dalam tempo sesingkat-singkatnya," ungkap Nizam.

Lebih lanjut, ia pun bangga dengan karya para dosen yang kemudian tertuang dalam buku ini. Berbagai inovasi, seperti ventilator dan alat kesehatan buatan perguruan tinggi serta pemikiran dan pengalaman dosen dalam menjalani pembelajaran daring dianggapnya sebagai semangat bela negara yang tinggi.

"Hal ini juga menjadi upaya dalam mengubah kondisi krisis yang melanda Indonesia," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya