Logo ABC

Sudahkah Indonesia Punya Sistem Pelacakan Kontak COVID-19 yang Benar

Petugas kesehatan mengambil sampel usap pekerja kereta komuter saat tes di tengah wabah virus corona (COVID-19), di Bogor, Jawa Barat (27/04/2020).
Petugas kesehatan mengambil sampel usap pekerja kereta komuter saat tes di tengah wabah virus corona (COVID-19), di Bogor, Jawa Barat (27/04/2020).
Sumber :
  • abc

Supplied: istock photo

Angka tes harus diikuti rasio lacak isolasi

Apa yang dialami Yohanes Ari, berbeda dari yang disampaikan oleh wakil ketua Muhammadiyah COVID-19 Command Center, dr Corona Rintawan dalam seminar yang digelar Kawal COVID-19 pekan lalu.

Menurut dr Corona, pada saat kasus terdiagnosa, secara prosedur akan ditanyakan orang tersebut bertemu siapa, pergi ke mana saja, dan apakah kontak dengan orang yang positif corona.

"Tapi cukup banyak yang bilang tidak ingat, sehingga tracing sulit dilakukan," jelasnya.

"Ada juga yang mengatakan tidak ke mana-mana. Tapi orang serumahnya, seperti anak atau cucu, berpergian dan bisa jadi membawa virusnya ke rumah. Ini perlu jadi perhatian, bahwa orang-orang tanpa gejala bisa menulari mereka yang di rumah saja," kata dr Corona.

RONALD BESSIE Koordinator data Kawal COVID-19, Ronald Bessie, menggarisbawahi pentingnya tracing atau pelacakan dalam penanganan pandemi corona.

Supplied: Ronald Bessie

Menurut koordinator data Kawal COVID-19, Ronald Bessie, pengalaman yang berbeda ini bisa saja terjadi terutama antara rumah sakit atau laboratorium swasta dan rumah sakit atau puskesmas milik pemerintah.

"Problemnya, terutama di Jabodetabek, adalah laboratorium swasta selama ini tidak menjadi bagian dari chain of command dari Dinas Kesehatan atau Kemenkes," ujar Ronald kepada Hellena Souisa dari ABC Indonesia.