Basmi Kapal Pencuri Ikan, Menteri Edhy Prabowo Beli 200 Pucuk Senjata

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo
Sumber :
  • VIVAnews/Cahyo Edi

VIVA – Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo menyiapkan anggaran sekitar Rp7 miliar untuk membeli senjata Senapan Serbu 2 (SS2) buatan PT Pindad sebanyak 200 pucuk. Senjata tersebut nantinya akan dipakai oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP untuk memperkuat pengawasan dan memberantas kapal pencuri ikan yang masuk wilayah Indonesia.

Kapal KM Bukit Raya Terbakar, Ribuan Calon Penumpang Gagal Berangkat ke Surabaya

"Untuk senjata, Pindad sedang proses untuk 200 pucuk, untuk perbaikan ke standar sipil. Jadi realisasinya tinggal menunggu senjatanya jadi," kata Edhy di kantornya kepada wartawan, Jakarta, Rabu 26 Agustus 2020.

Baca juga: Aksi Menegangkan Penangkapan Kapal Vietnam Pencuri Ikan di Natuna

Media Korea Selatan Soroti Sepak Terjang Shin Tae-yong di Timnas Indonesia U-23

Pengadaan senjata ini menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan pihaknya sudah melakukan down payment (DP) sebesar 20 persen. Untuk saat ini, Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP mempunyai 38 kapal perikanan. Namun, yang aktif beroperasi hanya sebanyak 28 unit, dengan 10 unit lainnya sedang mengalami perbaikan.

Tak hanya itu, Edhy menyatakan pihaknya telah menerima niat baik Jepang yang akan memberikan dua kapalnya untuk memperketat pengawasan kelautan. Hal itu belum terealisasi karena terganjal satu aturan. Kini pihaknya tengah menyelesaikan permasalahan tersebut.

Pria di Florida Todongkan Pistol ke Pegawai McDonald's Hanya Gegara Saus

"Kami sudah berkoordinasi dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk memperkuat pengawasan sumber daya alam. Menteri Pertahanan sudah mendapatkan informasi bahwa Amerika Serikat akan menghibahkan kapal pengawasnya kepada Indonesia," jelasnya.

Ia menyampaikan bahwa pihaknya akan menempuh segala cara untuk memperkuat dan mengisi kekurangan armada pengawas sumber daya laut. Karena ia mengakui, untuk saat ini armada pengawas dirasa kurang dengan wilayah laut Indonesia yang luas.

"Makanya kerja sama lintas sektor sangat penting dan kami siap. Kita siap membeli senjata dan menerima kapal hibah dari negeri tetangga untuk memperkuat pengawasan," ungkap Edhy. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya