Janji Renang ke NTT, Eks PAN: Mumtaz Rais Serang Ayahnya Sendiri

Politikus PAN Mumtaz Rais
Sumber :
  • Instagram @mumtaz.rais

VIVA – Eks Politikus Partai Amanat Nasional (PAN), Agung Mozin, menanggapi pernyataan, Mumtaz Rais yang bernazar siap berenang dari Pantai Kapuk Jakarta Utara hingga ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur apabila PAN Reformasi terbentuk. Menurut Agung pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang kurang beretika.

Reshuffle Kabinet Dikabarkan Akhir Maret, PAN Dapat Menteri dan Wamen

Sebagai Ketua OKK (Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi), Mumtaz melakukan tindakan yang tidak terpuji. Selain itu juga menunjukkan kepanikan dengan munculnya PAN Reformasi.

"Apa yang dilakukan Mumtaz Rais sebagai ketua OKK PAN sungguh sangat memalukan, karena apa yang dia lakukan itu adalah sebuah potret kecil dari sebagian besar elite Partai lama yang bukan hanya cemas dan panik tapi menunjukan sikap yang tidak terpuji," kata Agung kepada VIVA, Jumat 4 September 2020.

Ketum PAN Zulhas Bantah Ketemu Jokowi Bahas Reshuffle Kabinet

Baca juga: Mumtaz Rais Janji Renang ke Labuan Bajo jika PAN Reformasi Terbentuk

Menurut Agung, dengan melontarkan pernyataan itu, secara tidak langsung Mumtaz telah menyerang ayahnya sendiri, mengingat salah satu tokoh yang akan mendirikan PAN Reformasi adalah Amien Rais. Semestinya Mumtaz bisa mengeluarkan pernyataan yang lebih santun.

ICW Minta PKB, PAN dan Golkar Cabut Wacana Penundaan Pemilu 2024

"Melihat sikap Mumtaz yang terkesan menyerang Pak Amien Rais sebagai Ayahnya yang membesarkan sungguh sudah di luar adab masyarakat kita yang sangat religius, sehingga dapat kita nilai bahwa Mumtaz yang menjadi ketua OKK DPP PAN begitu tega memperlakukan orang tuanya seperti itu apalagi hanya orang-orang yang berstatus sebagai kader PAN," ujarnya

Mumtaz dinilai telah melakukan sikap yang buruk dan bentuk kecemasan berlebihan hadirnya pesaing PAN, yakni PAN Reformasi. Para elit PAN semestinya mampu mencegah Mumtaz bersikap seperti itu.

"Apakah sikap demikian buruk itu dapat ditoleransi oleh elite PAN sehinga tidak bisa dihentikan cuma karena ada kecemasan berlebihan atas hadirnya PAN Reformasi? Pertanyaan saya mengapa kami dan Pak Amien Rais yang membentuk partai baru kemudian kalian yang repot," ujarnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya