Tolak Radikalisme Masuk dari Masjid, Menag Diminta DPR Belajar Banyak

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ace Hasan Syadzily saat di Mekah. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • MCH2019

VIVA – Pernyataan Menteri Agama Fachrul Razi terkait masuknya kelompok maupun paham-paham radikalisme bermula dari masjid, tengah menuai kontroversi. Ungkapan yang dilontarkan saat acara webinar bertajuk 'Strategi Menangkal Radikalisme Pada Aparatur Sipil Negara', yang disiarkan di YouTube KemenPAN-RB, dikritik.

Proyek Bangun Masjid Mantan K-Pop Daud Kim di Incheon: Kontroversi Memanas, Warga Menolak!

Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Ace Hasan Syadzily, menanggapi pernyataan tersebut sebagai tindakan yang tidak tepat. Ace meminta Fachrul tidak menyamaratakan atau mengidentikan radikalisme dengan agama atau kelompok tertentu.

"Pernyataan Menteri Agama RI soal radikalisme yang masuk ke masjid-masjid melalui seorang anak yang menguasai bahasa Arab dan good looking tidak sepenuhnya tepat. Jangan menggeneralisasi gejala munculnya paham radikalisme hanya pada suatu gejala tertentu," kata Ace kepada wartawan, Jumat 4 September 2020.

Viral Imam Masjid di Turki Ajak Main Anak-anak di Masjid, Warganet: di Indo Mah Boro-boro

Baca juga: Umrah 1442H Tunggu Dibukanya Penerbangan dan Protokol Kesehatan

Politisi Partai Golkar itu menambahkan, jika Menteri Agama keliru mendeteksi suatu gejala dari lahirnya paham radikalisme di masyarakat, maka dalam membuat kebijakan kontra radikalismenya itu juga bisa keliru. 

Deretan Negara Ini Ternyata Tidak Miliki Masjid, Ada Negara Tak Terduga!

"Ada banyak studi dan kajian yang telah dilakukan untuk menelusuri mengapa paham radikalisme itu menyebar. Salah satunya melalui media sosial. Sebaiknya Pak Menteri mempelajari dulu secara komprehensif berbagai kajian dan studi tentang bagaimana paham radikalisme itu menyebar," paparnya.

Menurut Ace, soal masjid di lingkungan Kementerian dan BUMN berpotensi disusupi paham radikalisme, itu memang ada indikasi ke sana. Salah satu cara yang paling efektif menurutnya, adalah dengan mengubah kebijakan melalui pemerintah. Masjid di pemerintahan atau BUMN berarti di bawah kendali, bukan diserahkan pada pihak-pihak kedua dalam pengelolaannya.

"Untuk mengubah kebijakan melalui pemerintahan ya menguasai masjid di Kementerian atau BUMN karena di sanalah akan mempengaruhi pemahaman keagamaan para ASN dan para pekerja BUMN yang beragama Islam," kata Ace.

Menag juga perlu bekerja sama dengan organisasi keagamaan untuk mengatasi radikalisme yang menyusupi agama tertentu. Tidak membuat kesimpulan yang justru keliru.

"Sebaiknya Menteri Agama bekerja sama dengan organisasi keagamaan yang memang sudah teruji soal pemahamanan keagamaannya yang moderat seperti NU atau Muhammadiyah," ujarnya

Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi mengungkapkan strategi paham radikal masuk di lingkungan ASN dan masyarakat. Menurut Fachrul, strategi pertama kaum radikalisme masuk itu melalui seorang anak yang parasnya menarik.

"Cara masuk mereka gampang, pertama dikirimkan seorang anak yang good looking, penguasaan bahasa Arab bagus, hafiz, mulai masuk, ikut-ikut jadi imam, lama-orang orang situ bersimpati, diangkat jadi pengurus masjid. Kemudian mulai masuk temannya dan lain sebagainya, mulai masuk ide-ide yang tadi kita takutkan," kata Fachrul di acara webinar bertajuk 'Strategi Menangkal Radikalisme Pada Aparatur Sipil Negara', yang disiarkan di YouTube KemenPAN-RB. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya