Sindir Menag, Said Didu: Kami Tetap Good Looking Ramaikan Masjid

Said Didu, Mantan Sekretaris Kementerian BUMN
Sumber :
  • vivanews/Andry Daud

VIVA – Pernyataan Menteri Agama Fachrul Razi kembali menjadi sorotan. Karena, Fachrul menyebut cara melihat masuknya pemikiran atau pemahaman radikal itu sangat mudah, yakni polanya mengirim seorang anak yang good looking.

Lebaran Aman dari Gangguan Terorisme, Komisi III DPR Apresiasi BNPT

Baca Juga: Terungkap, Aktivis HMI Ambon Tak Diculik Usai Demo Kantor Gubernur

“Kalau saya lihat polanya, dikirimkan seorang anak yang good looking, hafidz, mulai jadi imam lama-lama orang di situ bersimpati hingga masuk ide-ide yang kita takutkan,” kata Fachrul dikutip dari akun Youtube You Trod pada Sabtu, 5 September 2020.

Pakar Dukung BNPT Tangkal Konten Radikalisme: Butuh Keterlibatan Banyak Pihak

Namun, pernyataan Menteri Fachrul malah menuai kontroversi. Bahkan, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah menyindir kalau Menteri Agama takut dengan agamanya.

“Berat kalau Menteri Agama minder dengan agamanya. #Goodlooking,” kata Fahri dikutip dari Twitter pada Sabtu, 5 September 2020.

Senada dengan BNPT, Guru Besar UI Sebut Perempuan, Anak dan Remaja Rentan Terpapar Radikalisme

Kemudian mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu mengunggah video lagi mengikuti kajian usai Salat Subuh berjamaah di masjid sekitar lingkungan rumahnya. Ia bermaksud menyindir Menteri Agama, Fachrul Razi.

“Pak Menag yang terhormat. Di Subuh hari ini, kami tetap good looking dan terus semangat meramaikan masjid apapun tuduhan bapak kepada kami,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Agama Fachrul Razi menyampaikan pandangan tentang pentingnya mewaspadai paham ekstrem keagamaan yang mengarah pada penolakan radikal terhadap eksistensi NKRI, Pancasila, dan UUD 1945.

Menteri Fachrul di acara webinar bertajuk 'Strategi Menangkal Radikalisme Pada Aparatur Sipil Negara' mengatakan, paham itu bisa masuk ke lingkungan ASN lewat masjid. Melalui orang yang berpenampilan menarik dan memiliki pengetahuan agama yang baik atau good looking.

Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin menjelaskan bahwa pernyataan Menag soal “good looking” itu hanya ilustrasi. Substansi yang harus ditangkap adalah perlunya kehati-hatian pengelola rumah ibadah, terutama yang ada di lingkungan Pemerintah dan BUMN, agar mengetahui betul rekam jejak pandangan keagamaan jemaahnya.

"Statement Menag tidak sedang menuduh siapa pun. Menag hanya mengilustrasikan tentang pentingnya memagari agar ASN yang dipercaya mengelola rumah ibadah tidak memiliki pandangan keagamaan ekstrem bahkan radikal yang bertentangan dengan prinsip kebangsaan," ujar Kamaruddin Amin dalam keterangannya, Sabtu, 5 September 2020.

Menurut dia, pernyataan Menteri Fahcrul tidak dalam konteks mengeneralisir. Sebab, pandangan itu disampaikan Menag dalam konteks seminar yang membahas Strategi Menangkal Radikalisme pada ASN. 

“Jadi pandangan Menag itu disampaikan terkait bahasan menangkal radikalisme di ASN," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya