Syekh Ali Jaber Ditusuk, Din Ungkit Rentetan Penyerangan ke Ulama

Din Syamsuddin.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menganggap penusukan terhadap Syekh Ali Jaber di Masjid Falahuddin Lampung oleh Alpin Andria hari Minggu kemarin adalah kebiadaban yang seharusnya tidak boleh terjadi.

Gus Yahya Sebut Rencana Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia Sudah Didengar Sejak 2018

Menurut dia, kejadian itu merupakan pengulangan dari kejadian serupa beberapa waktu lalu ketika secara beruntun terjadi penganiayaan dan tindak kekerasan terhadap para ulama maupun dai.

"Oleh orang yang mengaku atau diakui oleh Polri sebagai orang gila. Hingga sekarang tidak ada berita penyelesaian. Kini modus operandi serupa terulang kembali," kata Din melalui keterangan tertulis, Senin 14 September 2020.

Rupanya Denny Caknan Konsultasi dengan Ulama Sebelum Nikahi Bella Bonita

Baca juga: Pemerintah Akan Tetapkan Harga Standar Tes Swab PCR COVID-19

Din kembali menekankan seharusnya Polri jangan terlalu mudah percaya dengan pengakuan orangtua pelaku bahwa dia sudah empat tahun mengalami gangguan kejiwaan.

Terungkap Sumber Ilmu Ramalan yang Dimiliki Jayabaya, Ternyata Berasal dari Ulama Ini

Sebab menurut dia, ada bukti-bukti atau kesaksian banyak pihak yang beredar luas di media sosial bahwa Alpin Andria tidaklah gila, salah satunya karena mampu menggunakan media sosial.

"Patut diduga merupakan suruhan dari pihak yang memiliki tujuan tertentu. Maka sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI kami mendesak Polri untuk mengusut tuntas kasus ini," lanjut Din.

Sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Din meminta Polri menyingkap tentang kemungkinan ada pihak yang bermain di baliknya, memproses secara transparan, objektif dan imparsial.

"Hingga menyeret pelaku ke ruang pengadilan dan keadilan, untuk dikenakan sanksi maksimal sesuai hukum yang berlaku. Kami meyakini bahwa tindakan penikaman itu adalah bentuk kriminalisasi terhadap ulama atau tokoh Islam," ucap dia.

Din berharap, karena bobot dari kasus ini berdimensi luas yang menargetkan figur ulama atau tokoh Islam maka Kapolri Idham Aziz dan Presiden Joko Widodo untuk turun tangan mengatasinya.

"Kami berpendapat bahwa ketakmauan dan ketakmampuan Polri untuk menyingkap kasus ini seperti kasus-kasus penganiayaan terhadap ulama atau dai pada masa lalu akan mengurangi kepercayaan masyarakat khususnya umat Islam terhadap Polri," katanya. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya