Kesal Putusan Etik Ditunda, ICW Kritisi Potret Hendonisme Firli

Peneliti ICW, Kurnia Ramadhana
Sumber :
  • Antarafoto/Kurnia Ramadhana

VIVA – Indonesia Corruption Watch (ICW) mengkritisi lambatnya pembacaan putusan kasus dugaan pelanggaran etik Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri. Putusan harusnya dibacakan Selasa kemarin 15 September 2020 tapi ditunda lantaran masalah COVID-19.

Eks Ajudan SYL Ungkap Firli Minta Uang Rp50 Miliar, Apa Kabar Berkas Kasus Pemerasan di Polri?

Namun, menurut ICW, semestinya sejak beberapa waktu lalu Dewan Pengawas KPK sudah bisa memutuskan hal tersebut.

"Terlebih, tindakan dari Ketua KPK diduga keras telah bertentangan dengan Peraturan Dewas yang melarang setiap unsur pegawai KPK menunjukkan gaya hidup hedonisme," kata Peneliti ICW, Kurnia Ramadhana, kepada awak media, Rabu 16 September 2020.

Eks Ajudan SYL Ungkap Firli Bahuri Pernah Minta Uang Rp50 Miliar

Baca juga: MAKI Kecewa Dewas KPK Tunda Sidang Putusan Etik Firli Bahuri

Kurnia heran masih ada pihak yang memandang penggunaan helikopter mewah jenis limousine itu bukan merupakan potret hedonisme. Sebab, ada banyak transportasi publik maupun pribadi yang bisa dipakai, daripada mesti memakai helikopter mewah milik salah satu perusahaan swasta.

Cerita Ajudan soal Pertemuan Syahrul Yasin Limpo dengan Firli Bahuri di Villa Galaxy Bekasi

"Maka dari itu, ICW meminta agar Dewan Pengawas KPK menjatuhkan sanksi etik berat kepada Komjen Pol Firli Bahuri sekaligus merekomendasikan agar yang bersangkutan segera mengundurkan diri," kata Kurnia.

Diketahui, pembacaan putusan sidang etik Firli Bahuri seharusnya digelar Selasa, 15 September 2020, namun ditunda menjadi Rabu pekan depan, 23 September 2020. Alasannya adalah pandemi COVID-19 yang mengharuskan ketiga anggota majelis sidang etik itu, yang notabene Dewas KPK, menjalani swab test. (ren)

Firli Bahuri saat penuhi panggilan pemeriksaan Dewas KPK, beberapa waktu lalu.

Polisi Mandek Proses Kasus Pemerasan SYL, di Mana Firli Bahuri Sekarang?

Peran Firli Bahuri mulai terkuak dalam kasus dugaan pemerasan terhadap eks Mentan Syahrul Yasin Limpo alias SYL.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024