Jakarta Juara Lagi Jumlah Kasus COVID-19, Jawa Timur di Posisi Tiga
- ANTARA FOTO/Rahmad
VIVA – Pemerintah mengumumkan data jumlah kasus kejangkitan COVID-19 secara nasional yang mencapai 4.176 kasus baru dalam dua puluh empat jam terakhir yang dimutakhirkan pada Senin, 21 September 2020. Secara akumulatif telah terdata 248.852 orang yang terjangkit virus corona.
Sebanyak 4.176 kasus positif baru itu ditemukan setelah tim Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 memeriksa 27.525 spesimen dalam dua puluh empat jam terakhir.
Berdasarkan data Covid19.go.id, kasus baru pasien terkonfirmasi positif COVID-19 tersebar di 31 provinsi. Lima provinsi dengan kasus infeksi tertinggi atau terbanyak ialah DKI Jakarta, yaitu 1.352 kasus baru. Jawa Barat 680 kasus baru, Jawa Timur 368 kasus baru, Jawa Tengah 238 kasus baru, dan Sumatera Barat 181 kasus baru.
Baca: Menteri Agama Fachrul Razi Positif Corona
Peta sebaran 4.176 kasus positif baru di 31 provinsi per 21 September 2020:
1. DKI Jakarta: 1.352 kasus baru
2. Jawa Barat: 680 kasus baru
3. Jawa Timur: 368 kasus baru
4. Jawa Tengah: 238 kasus baru
5. Sumatera Barat: 181 kasus baru
6. Kalimantan Timur: 178 kasus baru
7. Riau: 160 kasus baru
8. Bali: 139 kasus baru
9. Banten: 121 kasus baru
10. Sumatera Utara: 100 kasus baru
11. Aceh: 99 kasus baru
12. Kepulauan Riau: 85 kasus baru
13. Kalimantan Selatan: 82 kasus baru
14. DIY: 64 kasus baru
15. Maluku: 49 kasus baru
16. Sumatera Selatan: 47 kasus baru
17. Sulawesi Tenggara: 36 kasus baru
18. Sulawesi Selatan: 36 kasus baru
19. Kalimantan Tengah: 28 kasus baru
20. Papua: 27 kasus baru
21. NTB: 25 kasus baru
22. Sulawesi Utara: 22 kasus baru
23. Papua Barat: 23 kasus baru
24. Maluku Utara: 19 kasus baru
25. Lampung: 10 kasus baru
26. Kalimantan Utara: 3 kasus baru
27. Gorontalo: 2 kasus baru
28. Bangka Belitung: 1 kasus baru
29. Kalimantan Barat: 1 kasus baru
30. Sulawesi Tengah: 1 kasus baru
31. Sulawesi Barat: 1 kasus baru (ren)
Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu
Ketua Bawaslu RI mengatakan bahwa Pilkada Serentak 2024 berbeda dan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan penyelenggaraan pilkada serentak sebelumnya.
