Pidato Jokowi di Sidang PBB, PKS: Susah, Prestasi Kita Tak Mempesona

Mardani Ali Sera, Ketua DPP PKS dan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Sumber :
  • Facebook.com/MardaniAliSera

VIVA – Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato untuk kali pertama di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB, Rabu, 23 September 2020. Pidato tersebut dilakukan secara virtual dan dalam bahasa Indonesia.

Survei LSI: Tingkat Kepuasan Publik pada Jokowi Naik 76,2 Persen

Terkait itu, Ketua DPP Partai PKS Mardani Ali Sera, menilai seruan tersebut seakan Indonesia minta dikasihani. Sebab, saat sejumlah negara lain berhasil mengendalikan COVID-19, kondisi di Indonesia justru sebaliknya.

"Kesannya minta dikasihi. Jika angka COVID-19 kita rendah, kita terdepan dalam riset vaksin COVID-19 dan ekonomi kita tangguh. Maka seruan ini bermakna Indonesia siap menjadi pemain utama dunia," kata Mardani kepada VIVA, Rabu 23 September 2020.

3 Faktor Pemicu Approval Rating Jokowi Masih Tinggi Versi Survei LSI

Baca Juga: Pidato di Sidang PBB Berbahasa Indonesia, Jokowi Soroti Vaksin Corona

Namun, ia menyinggung kondisi Indonesia saat ini kewalahan menghadapi pandemi COVID-19. Jumlah kasusnya juga terus bertambah. Bahkan kemudian, untuk vaksin juga saat ini masih belum bisa diharapkan.

Hasto PDIP Jawab Tudingan Jadi Penghambat Pertemuan Jokowi-Megawati

"Persepsi semua berubah karena vaksin tidak akurat. Karena untuk polio dan cacar pun perlu puluhan tahun untuk melenyapkannya dari seluruh penjuru dunia dengan tetap saja ada peluang kembali muncul," ujar Mardani.

Maka itu, ia menilai apa yang disampaikan Jokowi di Sidang Majelis Umum PBB tidak akan banyak berpengaruh. Sebab apa yang disampaikan oleh Jokowi tidak berbanding lurus dengan pengendalian COVID-19 di Indonesia. "Prinsipnya walk the talk. Susah, jika prestasi kita tidak mempesona," kata Mardani.

Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat menyampaikan agar tidak ada rivalitas dalam penanganan pandemi COVID-19. Dalam kondisi pandemi, mestinya semua negara global bisa bersatu melawan pandemi dan menggunakan pendekatan yang saling menguntungkan.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya