Soal Isu Dipecat karena Film G30S, Fadli Zon: Gatot Masuk Usia Pensiun

Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon
Sumber :
  • VIVAnews/Lilis Khalis

VIVA – Pernyataan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang dicopot akibat pemutaran film G30S/PKI menjadi sorotan. Hal ini juga turut dikomemtari oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra yang saat pencopotan itu menjabat sebagai Plt Ketua DPR RI Fadli Zon.

Mengenal 2 Sosok Jenderal TNI Bintang 4 yang Masih Aktif Betugas

Baca Juga: Pidato Jokowi di PBB, Arahan Habib Rizieq sampai Gatot Dicopot

Fadli mengaku, tidak mengetahui secara persis apakah penyebab pencopotan itu terkait film G30 S/PKI. Sebab saat itu surat dari Kemensesneg tidak menjelaskan alasan secara detail. Sepengetahuan dia, Gatot diganti karena telah memasuki masa pensiun.

18 Jenderal Bintang 2 Dimutasi Panglima TNI di Akhir Maret 2024

"Waktu itu saya menjabat Plt Ketua DPR menerima surat penggantian Pak Gatot dari Mensesneg RI di ruang kerja saya. Tak ada alasan spesifik kenapa diganti cukup mendadak. Namun Pak Gatot memang memasuki usia pensiun dalam beberapa bulan waktu itu," kata Fadli, Kamis, 23 September 2020

Pria yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI ini menila, tidak ada yang salah dari ajakan menonton film tersebut. Fadli sendiri mengaku setuju jika memang film tersebut kembali diputar dan ditonton oleh masyarakat.

Respons Istana soal Jokowi Disebut-sebut dalam Sidang Sengketa Pemilu di MK

"Sebagai sejarawan, saya membaca banyak buku dan dokumen serta mendengar dari banyak saksi mata bahwa jelas PKI melakukan kudeta dan pembunuhan para jenderal/perwira. Bahkan sebelum kudeta, PKI melakukan aksi-aksi sepihak yang meneror rakyat dan mereka yang berbeda haluan," kata Fadli.

Masyarakat diminta tidak boleh menghilangkan sejarah terhadap adanya gerakan yang dilakukan oleh PKI tersebut. Sebab apa yang dilakukan PKI itu nyata dan dikuatkan oleh banyak saksi yang mengalami langsung apa yang dilakukan oleh PKI

"Sebaiknya film itu diputar kembali untuk mengingatkan sejarah yang tak boleh lagi terjadi. Jangan hapus jejak sejarah atau memutarbalikkan sejarah," kata Fadli

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya