Berobat ke Luar Negeri, Devisa Raib Rp100 T

Pengguna program Gakin di RS. Cipto Mangunkusumo
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Perilaku sebagian anggota masyarakat berobat ke luar negeri membuat devisa negara ikut melayang ke luar. Kementerian Kesehatan memprediksi setiap tahunnya Rp100 triliun devisa raib karena kebiasaan ini.

"Devisa negara kita yang keluar negeri untuk berobat menurut data World Bank tahun 2004 sekitar Rp70 triliun," kata Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan, dr. Supriyantoro, SpP, MARS. "Kalau data itu benar maka dipastikan saat ini bisa lebih Rp100 triliun per tahun,” katanya usai seminar Annual Scientific Meeting di Auditorium Fakultas Kedokteran, UGM, Yogyakarta, Kamis, 3 Maret 2011

Menurutnya  kebanyakan masyarakat Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri masih mempercayai kualitas pengobatan di luar negeri jauh lebih baik dibandingkan di rumah sakit yang ada di dalam negeri. Meski mutu pengobatan sebenarnya tidak jauh berbeda, namun masih lemah dalam mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien.

“Pelayanan yang diberikan kepada pasien yang menyebabkan masyarakat Indonesia memilih berobat keluar negeri, bukan karena pengobatan kita yang jelek," ujarnya.

Langkah-langkah sudah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan standar mutu pelayanan kesehatan. Salah satunya, penerapan sertifikat akreditasi standar internasional.

"Namun demikian, dari 1.500-an jumlah rumah sakit, di Indonesia baru empat rumah sakit yang sudah memiliki standar kualitas standar internasional, salah satunya rumah sakit Dr Sardjito Yogyakarta," katanya.

Supriyantoro menyatakan, Kementerian akan menertibkan rumah sakit yang menggunakan nama atau label internasional. “Tidak ada lagi rumah sakit yang gunakan nama interasional supaya pasien tidak tertipu. Jika memang terakreditasi, itu pun harus sebutkan asal lembaga yang melakukan akreditas dan berlaku sampai kapan,” katanya. (adi)

29 Pati TNI Naik Pangkat Satu Tingkat Lebih Tinggi, Ini Daftar Namanya

Laporan Juna Sanbawa | Yogyakarta

OIKN saat diskusi pengembangan ekosistem start up

Otorita IKN Dukung Pengembangan Ekosistem Startup di IKN

Pembentukan ekosistem startup dan UMKM sangat penting dalam mencapai target Indonesia Emas 2045

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024