Kader Tutup Bandara, Ini Tanggapan Ketua Umum PAN

Bupati Ngada, Marianus Sae
Sumber :
  • kabar petang-tvOne

VIVAnews - Tindakan Bupati Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT) Marianus Sae yang memerintahkan Satpol PP memblokir Bandara Turelelo Soa, Sabtu 21 Desember lalu, berbuntut panjang.

Aksi koboi politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu dinilai membahayakan para penumpang pesawat yang akan mendarat di bandara. [Baca selengkapnya ]

Lalu, bagaimana tanggapan dari Ketua Umum PAN Hatta Rajasa terkait aksi kadernya itu?

"Begini, siapapun, apapun alasannya, penutupan bandara itu tidak boleh. Saya mantan Menteri Perhubungan, tahu undang-undang," ujar Hatta Rajasa.

"Perkara atau penindakannya itu tugas dari otoritas perhubungan. Jangan kaitkan siapa dan apa alasannya segala macam," dia menambahkan.

Meski begitu, Hatta meminta agar persoalan ini harus dilihat secara keseluruhan. Pihak maskapai penerbangan, menurutnya juga harus menjelaskan kenapa pejabat penting di daerah tersebut tidak mendapatkan tempat di pesawat.

"Tempat duduknya masing kosong tiga, itu juga harus dicek. Mengapa kok seorang pejabat yang sangat penting, tempat duduk kok tidak dikasih. Itu juga harus diluruskan juga," tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Bupati berang dan memerintahkan Satpol PP memblokir bandara karena tidak mendapat tiket pesawat Merpati jurusan Kupang- Bajawa.

Saat itu, Marianus tengah berada di Kupang untuk menerima Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang diserahkan Gubernur NTT.

Perjuangan Dinda Kanyadewi Main Film Badarawuhi di Desa Penari, Make Up sampai 6 Jam

Sedangkan pada Sabtu kemarin, Marianus harus menghadiri sidang pembahasan APBD pukul 09.00 Wita di Ngada. Untuk ke sana, Marianus harus menggunakan pesawat Merpati. Tapi tiket Merpati tidak didapatkan. Akibatnya, Marianus merasa dirugikan.

Berang, Marianus mengerahkan petugas Satpol PP untuk memblokir bandara sejak pukul 06.15 Wita hingga pukul 09.00 Wita. Akibat aksi ini, pesawat Merpati dengan nomor penerbangan 6516 dari Kupang-Soa batal mendarat di Bandara Turelelo Soa. Sebanyak 54 orang penumpang akhirnya kembali ke Bandara El Tari Kupang.

Akibat aksi ini jadwal penerbangan juga terganggu. [Baca selengkapnya: ]

Menurut Sekretaris Perusahaan Merpati Riswanto CP, insiden itu terjadi karena tak ada  komunikasi.

Riswanto menjelaskan, insiden itu bermula saat perwakilan Bupati Ngada mem-booking tiket pesawat pada 20 Desember 2013 dari Bajawa ke Kupang. Namun, imbuhnya, protokoler Bupati Ngada belum membayar tiket tersebut.

Untuk mengonfirmasi booking tiket itu, staf Merpati di sana kemudian menghubungi protokoler Bupati Ngada. "Hingga pukul  16.00 waktu setempat, staf kami tidak bisa menghubungi protokoler Bupati Ngada. Akhirnya, sama-sama tidak ada kabar," jelasnya. Tiket itupun dilego.

Hingga keesokan harinya, pihak Merpati baru mengetahui Bupati Ngada sudah membeli tiket pesawat dari maskapai lain. Dan, ada massa menutup bandara.

Untuk mengonfirmasi booking tiket itu, staf Merpati di sana kemudian menghubungi protokoler Bupati Ngada. "Hingga pukul  16.00 waktu setempat, staf kami tidak bisa menghubungi protokoler Bupati Ngada. Akhirnya, sama-sama tidak ada kabar," jelasnya. Tiket itupun dilego.

Hingga keesokan harinya, pihak Merpati baru mengetahui Bupati Ngada sudah membeli tiket pesawat dari maskapai lain. Dan, ada  massa menutup bandara. (sj)

Catherine Wilson Tuntut Nafkah Rp100 Juta Per Bulan, Idham Masse Ungkap Hal Mengejutkan
Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan

Prabowo Ingin Bentuk 'Executive Heavy" dengan Rangkul Semua Parpol, Kata Peneliti BRIN

Pengamat politik yang merupakan Peneliti Utama BRIN menyebut upaya Prabowo Subianto untuk merangkul parpol lain non-pendukungnya, sesuai dengan janji kampanyenya.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024