Kisah Haru Empat Saudara Mengalami Kelainan Genetis

Ilustrasi Jenis Kelamin
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Pasangan suami-istri Torikin (42 tahun) dan Seni (39 tahun) tertunduk lesu melihat empat anaknya divonis menderita kelainan genetis, atau keracunan kelamin oleh tim dokter.

Tak Bisa Lepas dari Pelanggan, PSK Dilarikan ke Rumah Sakit

Warga yang tinggal di Desa Sokasari, Kecamatan Bumijawa, Tegal, Jawa Tengah, itu tak pernah membayangkan sebelumnya bahwa keempat buah hati mereka kini harus mendapatkan perawatan medis yang cukup serius.

Mereka adalah Siti Damayanti (19 tahun), Zakariya (12 tahun), Topan al-Habib (empat tahun), dan Nurul Iman (dua tahun). Mereka divonis dokter menderita penyakit hiperplasia adrenal kongenital (HAK), atau congenital adrenal hyperplasia (CAH). Dalam bahasa medis disebut keracunan kelamin, atau kelainan genetis.

Kelainan bawaan itu dipicu gangguan pada kelenjar adrenal, atau anak ginjal hingga memproduksi kortisol, atau hormon stres berlebihan. Penyakit itu biasanya ditandai munculnya kemaluan berukuran besar.

Sementara itu, dua anak Torikin yang lain, yakni Siti Alfiah (10 tahun) dan Ikhlas (delapan tahun), tumbuh normal.

Berasal dari keluarga yang serba pas-pasan, Torikin dan Seni hanya mampu berharap anak-anaknya bisa terbantu dengan biaya gratis dari pemerintah. Torikin sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan di kampung halamannya. Mulai dari kuli bangunan dan menggarap sebagian lahan tetangga. Begitu juga dengan istrinya, yang hanya sebagai ibu rumah tangga dan sesekali turut membantu sang suami.

"Dulu pasangan Torikin dan Sani sebenarnya punya sepuluh anak, tetapi yang empat meninggal," kata Ulumudin (44 tahun), kerabat Torikin, saat berbincang dengan VIVA.co.id di Semarang pada Selasa 17 Maret 2015.

Ulumudin yang secara langsung mengantar keluarga Torikin memeriksakan kondisi keluarganya di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Semarang beberapa waktu lalu, mengaku masih menunggu hasil tim dokter ihwal penyakit anak Torikin.

"Kata Profesor dari Rumah Sakit Diponegoro Semarang, hasil laboratorium masih diuji lagi di laboratorium Belanda. Hasilnya katanya menunggu hingga satu bulan," katanya.

Keempat anak Torikin kini beraktivitas seperti biasa di kampung. Tetapi, perubahan sikap telah sedikit dialami Zakaria yang telah lebih dewasa dibandingkan kedua adiknya, Topan Al-Habib dan Nurul Iman. Zakaria sudah paham akan kekurangan yang terjadi pada dirinya.

"Mental Zakariya sedikit beda. Karena dia tumbuh semakin dewasa. Dia sedikit malu. Apalagi, warga tahunya penyakit yang dideritanya kelamin ganda. Tidak tahu kalau keracunan kelamin, atau genetis," kata Ulumudin.

Hal serupa pun dialami anak dari anak pertama Torikin, Siti Damayanti. Awalnya, kelainan itu dialami dua tahun lalu. Siti kerap mengeluhkan perubahan fisik yang terjadi padanya. Salah satunya, payudaranya semakin lama semakin hilang. Bahkan, apa yang semestinya terjadi pada laki-laki justru ada pada dirinya, seperti tumbuhnya kumis dan cambang.

"Kalau petunjuk Profesor Undip memang kalau sudah usia 12 tahun harus langsung diperiksakan laboratorium. Soalnya penyakit itu, katanya bisa tumbuh terus-menerus," ujarnya.

Pria Angkat 3 Kardus Bir dengan Organ Intim


Guru mengaji

Terpisah dari masalah penyakit yang diderita anak Torikin dan Seni, kata Ulumudin, keluarga itu dikenal sebagai warga yang cukup religius dan supel. Meski berasal dari keluarga yang kekurangan, Torikin sangat aktif dalam kegiatan bermasyarakat, utamanya peran dalam bidang agama.

"Pak Torikin adalah seorang guru mengaji dan imam musala di kampung. Kami masyarakat selalu ngasih support (dukungan) kepada pihak keluarga," katanya.

Mengenai masalah pengobatan keempat anak Torikin, pemerintah desa akan menggunakan kartu BPJS, atau Jamkesmas.

Dok, Kenapa Ada Seperti Jerawat di Organ Kelamin Saya?

Seperti pengalaman kerabat Torikin, yakni Santi (29 tahun) pada tahun 2012 lalu, operasi kelamin yang dilakukan dibiayai gratis oleh pemerintah.

"Kami berharap ke depan, biaya pengobatan keempat anak Pak Torikin juga gratis," ujarnya. (asp)


Baca juga:



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya