Menguak Kisah Mistis Sang Pangeran Penakluk Belanda

Lukisan penangkapan Pangeran Diponegoro
Sumber :
  • Dok: Raden Saleh Foundation

VIVA.co.id - Siapa yang tak pernah mengenal nama Pangeran Diponegoro. Seorang pahlawan dari tanah Jawa yang selalu gigih berjuang melawan penjajah Belanda.

Namun, Diponegoro bukanlah seorang pejuang biasa. Konon, ia sudah mengetahui bahwa ia akan menjadi musuh bebuyutan penjajah Belanda dan bakal selalu menang dalam setiap pertempuran sejak ia masih muda.

Menurut penulis buku Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro 1785-1855, Peter Carey, Diponegoro memang sudah disiapkan dan ditakdirkan berhadapan dengan Belanda.

Bahkan, Pangeran Diponegoro harus melakukan perjalanan spiritual, untuk mengetahui apa tugasnya. perjalanan spiritual pertama, dikenal dengan lelono broto.

Tak hanya itu, selama melawan Belanda pun, Pangeran Diponegoro telah melalui kejadian mistis yang bisa mengetahui bagaimana akhir perjuangannya melawan Belanda.

Kejadian mistis ini dituangkan oleh Pangeran Dipengoro, dalam Babad Dipengoro (1805), sebuah catatan Pangeran Dipengoro saat dalam pengasingan di Manado.

Kejadian-kejadian mistis Pangeran Diponegoro, diungkapkan Peter Carey saat berkunjung ke Madiun baru-baru ini.

Menurut Carey, dalam Babad Diponegoro sebanyak 1.100 halaman yang ditulis 9 bulan di Manado itu, sepertiganya berisi legenda dan sejarah Tanah Jawa. Dua pertiga lainnya merupakan otobiografi pengalamannya pribadi Pangeran Diponegoro.

"Ini otobiografi pertama yang ditulis oleh seorang pangeran di Jawa dalam bahasa nusantara," kata Peter Carey.

Apa saja kejadian mistis yang dialami Pangeran Diponegoro yang diungkapkan dalam buku itu?

Selanjutnya...


Berikut lima kejadian mistis Pangeran Diponegoro

1. Perjalanan mistis pertama terjadi pada peralihan masa muda Pangeran Diponegoro menuju masa dewasa. Ini terjadi sekitar umur 20 tahun atau tahun 1805.

Pangeran Diponegoro melakukan perjalanan ziarah menuju laut kidul. Ia melakukan beberapa kali ziarah dengan beberapa tempat yang berkaitan dengan leluhurnya, dengan maksud untuk mengetahui apa tugasnya seperti yang diramalkan oleh P. Mangkubumi.

Selain itu merujuk pada ramalan Sultan agung, bahwa ada anak cucunya yang akan memberontak dalam 300 tahun Belanda berada di Jawa.

Pangeran Diponegoro memiliki kepribadian yang kuat, di dalam hari-hari awal ia bersemedi di dalam gua, tidak ada penampakan atau wangsit apapun saat lelono broto.

Namun saat berada di Gua Langse yang dekat dengan Parangtristis, selama dua minggu melakukan meditasi yang cukup dalam, ia ditemui oleh Ratu Kidul, ditemani oleh dua pendampingnya, ia tahu Ratu Kidul tidak mau diganggu. Namun ia diberi wangsit "Jika kelak saat sudah datang, saya akan mendatangi tuan".

Setelah itu ia bersemedi di pantai Parangkusumo, di tempat itu Pangeran Diponegoro ditemui oleh sosok yang konon disebut sebagai Sunan Kalijaga.

Sosok itu memberi wangsit, dalam wangsitnya disebutkan, Pangeran Diponegoro berganti nama dari Abdur Rahim menjadi Abdul Hamid dan tugasnya akan disejajarkan dengan leluhur tetapi tidak bakal lama. Wangsit itu juga meramalkan bahwa tanah Jawa akan diobrak-abrik dalam 3 tahun.

2. Menjelang perang Jawa, atau tahun 1815 sudah ada tanda akan adanya peristiwa mistis yang akan dialami Pangeran Diponegoro, seperti menerima benda-benda pusaka.

Pada dua tahun menjelang perang, Pangeran Diponegoro melakukan meditasi. Dalam meditasi bulan ramadhan, tepat pada lailatul qadr, ia didatangi oleh sesosok dan mengajak Pangeran Diponegoro untuk ikut bersamanya.

"Siapa kamu dan di mana tinggalmu," tanya Pangeran Diponegoro.

Sosok itu menjawab, seluruh tanah Jawa adalah rumahnya. Sosok itu lalu mengajak Pangeran Diponegoro menuju Gunung Kidul seorang diri.

Lalu tibalah di suatu tempat Rosowuni, di situ muncul sosok Ratu Adil yang berpakaian serba hijau dan bercahaya seperti matahari redup. Ratu Adil berkata kepada Pangeran Dipenegoro.

"Inilah Abdul Hamid, kamu sudah terpilih telah diberi satu tugas yang telah dibebankan kepadamu, menjadi ratu Adil di Tanah Jawa," kata Ratu Adil.

Lalu Pangeran Diponegoro menjawab, ia tidak mau menerima tugas baru itu. Karena saat itu ia sedang memikul tugas berat sebagai seorang pangeran di lingkungan keraton.

"Jika saya ditugaskan sebagai panglima perang, saya tidak mau ada pertumpahan darah. Jadi tarik kembali tugas itu," kata Pangeran Diponegoro. Namun sang Ratu Adil menyatakan bahwa Pangeran Diponegoro telah terpilih, dan harus menjalankan tugas sebagai Ratu Adil di Tanah Jawa.

Pangeran Diponegoro sempat bertanya, apa yang membuat ia berhak menerima tugas itu. "Goleki ono ing Alquran lan Hadits (Carilah itu di Alquran dan Hadits),” kata sang Ratu Adil, menjawab. 

Melacak Jejak Putra Pangeran Diponegoro di Matraman & Depok

Selanjutnya...


3. Tiga bulan menjelang perang, atau sekitar Mei 1825, ia kembali mendapat wangsit dari Walisanga. Pangeran diberi wangsit berupa surat yang dibacakan walisongo kepada Pangeran Diponegoro.

Dalam surat itu, Pangeran Diponegoro akan menjadi wali wudar, yaitu wali yang ngiras tugas yaitu tugas politik dan tugas spiritual, yang disejajarkan dengan Sultan Agung yang juga sebagai wali wudar.

Pangeran Diponegoro bermimpi saat di Gua Secang, seolah-olah berada kembali di Selorejo, tempat Panepen di Tegalrejo. Saat duduk di Selogilang, tiba tiba muncul 8 orang yang tertutup kepala meraka, yang paling depan membawa sepucuk surat membawa dengan tangan kanannya, Pangeran Diponegoro berdiri takjub, dengan sikap takzim Pangeran Diponegoro maju dan kedelapan orang itu tetap mengacuhkan Pangeran Diponegoro.

Lalu Pangeran Diponegoro berjalan ke arah kolam, di mana delapan orang berdiri, Pangeran Diponegoro berdiri dan bergabung dengan tiga orang di selatan kolam, sedangkan 5 lainnya di sebelah kiri kolam.

Salah seorang dari mereka maju dengan membawa sepucuk surat dan membacakannya, isinya sama bahwa Pangeran Diponegoro telah terpilih sebagai Sutan Abdul Hamid Heru Cakra Sayidin Panatagama di Jawa.

4. Kulon Progo, cabang kali progo, 20-21 Juli 1826, tepat sebelum akan
melancarkan serangan kepada Belanda. Saat berada di saat pesanggrahan Kulon Progo, Pangeran Diponegoro sedang sendiri, tiba-tiba ada sinar ndaru jatuh dan langsung duduk di depan Pangeran Diponegoro.

Sinar itu menjelma menjadi tiga sosok, dua seperti pengiring, sedangkan satu agak berbeda. Meski duduk, sosok yang satu ini tidak menyentuh tanah. Pangeran Diponegoro takjub melihatnya dan bertanya.

"Siapa namamu sebab aku takjub," tanya Pangeran Diponegoro.

Sosok itu menjawa, "Saya Paduka, sudah berjanji bila tiba waktunya akan menemui Paduka," katanya.

Perkataan itu membuat Pangeran Diponegoro ingat kembali akan janji Ratu Kidul. Dan yang datang itu adalah Ratu Kidul dan dua pendampingnya.

"Jika hamba boleh membantu, hamba akan membereskan semua laknat Belanda dengan bala tentara gaib saya. Namun begitu Belanda lenyap kiranya Paduka bisa berdoa kepada Allah agar saya bisa kembali menjadi manusia," kata Ratu Kidul.

Namun, Pangeran Diponegoro menolak dengan halus dengan mengatakan pertolongan hanya datang dari Allah. Mendengar jawaban itu, Ratu Kidul pun menghilang.

5. Saat Pangeran Diponegoro menerima berita tentang pembunuhan pamannya Pangeran Ngabehi dan dua anaknya (Pangeran Ngabehi adalah kepala siasat perang Pangeran Diponegoro) 21 Nopember 1829.

Ia merasa sendiri di dunia dan di tanah Jawa sejah Pangeran Ngabehi terbunuh. Lalu ada wangsit bahwa Pangeran Diponegoro tidak akan menang melawan Belanda. Dan benar saja, pada September Belanda di atas angin.

Wangsit atau kejadian spiritual, menurut Peter Carey yang telah 40 tahun melakukan penelitian terhadap Pangeran Diponegoro, adalah hal yang wajar pada petinggi kerajaan.

"Wangsit adalah tradisi yang hidup dengan para leluhur. Mereka bisa
berkomunikasi dengan leluhur," kata Carey.

Bagi Pangeran Diponegoro, wangsit itu menurut Carey, ibarat dalang dan wayang. Tuhan sebagai dalang, dan wayang hanya menjalankan tugasnya, dan dalang memberi tahu apa yang akan terjadi.

Jubah peninggalan Pangeran Diponegoro

Jubah Ini Bukti Diponegoro Pernah Menimba Ilmu di China

Pangeran Diponegoro memiliki jubah pemberian kaisar Cina.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2015