Sumber :
- VIVA.co.id/Januar Adi Sagita
VIVA.co.id - Erri Indra Kautsar (20 tahun), mahasiswa Politeknik Elektronik Negeri Surabaya, hilang sejak 17 Agustus 2015. Dia menghilang setelah beberapa lama bergabung menjadi anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Baca Juga :
Polisi Segera Limpahkan Berkas Kasus Gafatar
Organisasi itu disebut menyebarkan paham dan ajaran keagamaan yang menyimpang meski belum ada fatwa resmi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Suharijono, orang tua Erri Indra Kautsar, meyakini bahwa Gafatar memang mengajarkan paham menyimpang walau dikemas dengan berbagai kegiatan sosial.
Suharijono mengaku pernah diajak anaknya untuk mengikuti kegiatan donor darah yang digelar Gafatar Surabaya di Taman Bungkul pada 2014. Kala itu dia tak curiga sedikit pun dengan organisasi Gafatar.
Baca Juga :
Kasus Gafatar, Polisi Sudah Periksa 50 Saksi
Karena menganggap Gafatar adalah organisasi yang memiliki ragam kegiatan sosial, Suharijono tidak melarang putranya bergabung dengan organisasi itu. Bahkan, saat itu dia sama sekali tidak berprasangka buruk bahwa Gafatar adalah organisasi sesat dan akan membuat Erri menghilang dari rumahnya.
Kedok lain yang digunakan Gafatar adalah dengan mengajak anggotanya gemar berolah raga. Sebab, sebelum menjadi anggota Gafatar, Erri termasuk anak yang malas berolah raga. Namun, setelah bergabung dengan Gafatar, Erri menjadi lebih gemar berolah raga.
“Waktu itu saya percaya saja Gafatar itu memiliki banyak kegiatan positif. Tidak tahunya ternyata itu hanya digunakan sebagai kedok belaka,” ujar Suharijono.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Kedok lain yang digunakan Gafatar adalah dengan mengajak anggotanya gemar berolah raga. Sebab, sebelum menjadi anggota Gafatar, Erri termasuk anak yang malas berolah raga. Namun, setelah bergabung dengan Gafatar, Erri menjadi lebih gemar berolah raga.