TNI AU Pelajari Rekaman Data Super Tucano yang Jatuh

Rumah Mujianto yang tertimpa badan pesawat kini rata dengan tanah
Sumber :
  • D.A.Pitaloka/ VIVA.o.id
VIVA.co.id
KNKT Selidiki Pesawat Wings Air Tabrakan di Kupang
- Perangkat Flight Data Recorder (FDR) dan sebagian besar kerangka pesawat Super Tucano TT 3108 milik TNI AU yang jatuh di Gang 12 Jalan LA Sucipto, Kota Malang, Jawa Timur, telah berhasil dievakuasi dari lokasi. Saat ini, semua temuan puing pesawat itu sedang dipelajari oleh tim, untuk menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat tersebut. 

Ada Bahaya Tersembunyi di Bandara Halim?
“Flight recorder, rekaman penerbangan, kondisi tak utuh tapi bisa dibaca. Ada tim sendiri untuk membaca itu,” kata Kepala Dinas Operasi TNI AU di Lanud Abdulrachman Saleh, Kolonel Penerbang Fairlyanto, Kamis 11 Februari 2016. 

Tabrakan di Halim, Batik Air Klaim Sudah Sesuai Prosedur
Menurutnya, FDR akan membantu tim untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan, lewat rekaman pembicaraan antara pilot dan Juru Mesin Udara (JMU) atau ko-pilot. “Sangat membantu mencari tahu, nanti ada tim khusus yang memang dibekali kemampuan membacanya,” kata Fairlyanto.

Setelah tim penyelidik berhasil membaca FDR dan mengkaitkannya dengan petunjuk lain yang ditemukan, berkas ini akan diserahkan ke lembaga Keselamatan Terbang dan Kerja (Lambangja) TNI AU. “Jika komersial kan ada KNKT-nya, (Komite Nasional Keselamatan Transportasi), kami nanti akan tergantung pada Lambangja,” urainya.

Setelah proses evakuasi tuntas, sejumlah alat berat masih terus bekerja untuk membersihkan lokasi dari beberapa bagian kecil badan pesawat dan korban, “Walaupun sudah selesai namun memang masih dilakukan pembersihan, masih kami temukan serpihan pesawat dan juga anggota tubuh yang langsung dimakamkan. Namun secara garis besar, evakuasi sudah tuntas,” ungkap Fairlyanto.

Sebelumnya, kecelakaan pesawat Super Tucano di Malang menyebabkan empat korban tewas. Mereka adalah pilot Mayor Penerbang Ivy Safatillah, JMU Sersan Mayor (Serma) Syaiful Arief Rakhman, serta dua warga sipil Erna Wahyuningtyas, dan Nurcholis. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya