- VIVA.co.id/Diki Hidayat
VIVA.co.id - Kondisi Evi Muafiyyah (30), gadis asal Kampung Burujul, Kelurahan Sukanegla, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut Jawa Barat, sangat memprihatinkan.
Dia hanya bisa terbaring dengan kondisi kaki diikat agar tak berontak. Selama 15 tahun, Evi harus dikerangkeng seperti ini akibat mengalami gangguan jiwa. Penyebabnya, Evi gagal menikah dengan sang kekasih.
Sang ibu, Cicih (77), mengatakan anak kedelaoan dari sembilan bersaudara itu terpaksa dikerangkeng karena sering mengamuk dan kabur dari rumah saat kambuh.
"Setelah diputuskan batal menikah Evi mengalami depresi berat. Awalnya, untuk mengisi kegiatan, Evi mencoba bekerja. Namun kondisi kejiwaan Evi makin parah sehingga sering mengamuk," ujar Cicih, Selasa, 24 Mei 2016.
Pihak keluarga sudah mencoba mengobati Evi, baik secara medis maupun tradisional. Seluruh petunjuk pengobatan, juga didatangi. Tapi tetap tak membuahkan hasil.
"Sudah puluhan juta habis, sawah dan kebun dijual untuk mengobati Evi, tapi belum berhasil. Kalau sekarang saya pasrah, karena uang sudah tidak punya. Untuk makan saja sekarang sangat sulit," ungkap Cicih lirih.
Lanjut Cicih, kondisi Evi saat ini sudah sangat lemah. Pada bagian kaki seperti mengalami kelumpuhan. Semula sering mengamuk kini tidak lagi, seperti menahan sakit.
"Hanya tergolek saja, dia hanya diam. Saya tidak tega, tetapi tidak punya pilihan," ucapnya meneteskan air mata.
Cicih yang kini sudah tua hanya berharap kondisi anak gadisnya bisa pulih seperti sedia kala. Keceriaan 15 tahun yang lalu bisa kembali. Selain periang, Evi merupakan bunga desa yang banyak didekati para pemuda.
"Saya sudah tua. Suami sudah tenang di alam sana. Kini yang saya inginkan, anak saya sehat kembali. Ya, kalau ada yang membantu saya pasti gembira, " tuturnya berkaca-kaca.
