- VIVA.co.id/D.A. Pitaloka
VIVA.co.id – Sosok anime singa hitam, atau Black Lion sedang bertarung melawan seorang penculik anak-anak di depan Stasiun Kota Baru Malang. Penculik berhasil dikalahkan singa hitam itu. Belakangan diketahui pelajar yang hendak diculik ditelantarkan orangtuanya yang sibuk dengan urusan lain.
Aksi teatrikal itu diakhiri deklarasi antikekerasan terhadap anak. Ada selembar kain putih sepanjang tiga meter sebagai tempat pengguna jalan yang lewat untuk membubuhkan tanda tangan, mendukung antikekerasan pada anak.
“Ramadan bisa jadi momen untuk mencegah terjadinya kekerasan pada anak,” kata Agung Wicaksono, koordinator aksi pada Yayasan Dana Sosial Al-Falah, pada Jumat 3 Juni 2016.
Menurutnya, Ramadan bisa dimanfaatkan orangtua untuk lebih peduli pada anaknya. Caranya, dengan berbagai komunikasi yang intensif, terutama saat santap sahur dan berbuka bersama di rumah. Orangtua bisa mengetahui keseharian anak dan menanamkan nilai-nilai kepada mereka, agar lebih mawas diri.
“Misalnya, meminta anak, agar tidak mudah percaya dengan orang asing, agar segera pulang setelah sekolah, atau agar bersikap yang sopan dan santun ketika di luar rumah,” kata Agung.
Selama ini, kata Agung, banyak orang tua yang memasrahkan tanggung jawab mengawasi anak-anak kepada sekolah dan lembaga lain di luar rumah. Padahal, tanggung jawab utama anak-anak tetap pada orangtuanya.
Momen Ramadan pun bisa menjadi awal untuk memperbaiki hal itu. Selama ini, Ramadan sering dikenal sebagai bulan yang mulia, bulan bersedekah. Ramadan juga bisa menjadi bulan untuk memulai membangun komunikasi yang berkualitas dengan anak dan anggota keluarga. (asp)
Kok Bisa Umat Islam Bakal Puasa Ramadhan 2 Kali pada 2030, Ini Penjelesannya
Ramadhan tahun 2030 akan berlangsung dua kali setahun. Ibadah wajib ini akan dilakukan oleh orang-orang yang beragama Islam pada awal dan akhir tahun. Ini penjelasannya.
