11 Titik Rawan Macet Mudik Lebaran di Jawa Tengah

Kondisi mudik di jalur selatan
Sumber :
  • tvOne / Ipung S Munawar

VIVA.co.id – Jelang pelaksanaan arus mudik lebaran 2016, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mulai memetakan sejumlah titik jalan yang diprediksi rawan macet. Titik-titik tersebut tersebar di sejumlah wilayah, khususnya wilayah perbatasan dengan Jawa Timur dan Jawa Barat.

H-7 hingga H-1 Lebaran 2020, Cuma 465 Ribu Kendaraan Keluar Jakarta

Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah, Bambang Nugroho Kristadji, mengatakan, ada 11 titik yang diprediksi rawan macet saat mudik lebaran Idul Fitri 2016 nanti. Mayoritas, potensi kemacetan itu disebabkan karena kondisi jalan serta pasar tumpah.

"Seperti pembangunan jalan yang belum jadi sepenuhnnya, banjir dan rob, hingga potensi beda tinggi (tanjakan) ini akan menyebabkan kemacetan,” kata Bambang, Senin, 13 Juni 2016.

Pertamina MOR III: Konsumsi Pertamax Ramadan-Idul Fitri Naik 12 Persen

Bambang menyebutkan, di antara 11 titik rawan macet itu antara lain;  pekerjaan jalan yang masih berlangsung di Purbalingga Klampok, jalan sepanjang Kebumen-Cilacap karena masih ada pekerjaan jalan. Selanjutnya di wilayah kabupaten Boyolali hingga Magelang-Jrakah, Salatiga-Kedungjati Ungaran, Kabupaten Blora, juga diprediksi macer karena masih adanya perbaikan jembatan.

Namun demikian, seluruh pekerjaan jalan akan dihentikan serentak pada H-10 lebaran nanti.

Jadwal THR dan Cuti Jadi Evaluasi Kemenhub di Angkutan Lebaran 2020

Berikutnya, titik potensial macet yang disebabkan faktor alam yakni banjir dan rob disinyalir terjadi di kawasan Kaligawe, Kota Semarang. Untuk potensi macet karena jalan yang menanjak diprediksi terhadi di jalur Kabupaten Kendal. Meliputi jalur Parakan (Temanggung)-Patean (Kendal) serta Weleri-Patean.

Khusus di Pantura yakni Kabupaten Pekalongan, kerawanan macet terjadi di pergantian jembatan Sipait, sedangkan di  Kabupaten Tegal macet di penggantian jembatan Kali Pah. Sementara potensi kemacetan akibat pasar tumpah berada di Kabupaten Brebes, khisusnya di Pasar Losari hingga Pejagan.

Bambang menjelaskan, sejumlah cara kini dilakukan untuk mengurai kemacetan itu. Salah satunya dengan menyiapkan jalur-jalur alternatif yang bisa jadi pilihan pemudik. Meskipun, saat ini  tidak semua jalan alternatif kondisinya baik serta tercukupinya rambu-rambu dan penerangan.

“Tidak semua jalur alternatif sudah mulus. Tapi setidaknya bisa memangkas kepadatan lalu lintas,” katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng, Hadi Santoso menyarankan, agar seluruh jalur yang memang dipakai pemudik untuk bisa dirapikan pengerjaannya. Hal itu agar aktivitas pengerjaan jalan tidak membahayakan pengguna saat arus mudik berlangsung.

“Seperti jalan yang masih banyak debunya supaya diminimalisir agar tidak mengganggu aktivitas pengendara,” kata Hadi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya