Sumber :
- VIVA.co.id/Nur Faishal
VIVA.co.id - Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU), KH Said Aqil Siradj, mengatakan bahwa kerusuhan bernuansa SARA di Tanjungbalai, Sumatera Utara, terjadi karena memuncaknya kekecewaan pihak yang bertikai. Pencegahan konflik secara dini semestinya dilakukan.
"(Kerusuhan Tanjungbalai) itu akumulasi kekecewaan. Seharusnya itu bisa dicegah sejak awal agar tidak terjadi," kata Said Aqil seusai mengikuti acara Halalbihalal di kantor NU Jawa Timur di Surabaya pada Senin, 1 Agustus 2016.
Dia mengaku sudah mengetahui potensi konflik di Tanjungbalai itu sejak lama dan sebelum kerusuhan terjadi serta ramai diberitakan. Sayangnya, pemerintah dan aparat setempat lamban menyikapi itu sehingga telat mencegahnya. "Yang terjadi baru ditangani setelah kerusuhan pecah," ujar Said Aqil.
Baca Juga :
Tersangka Kerusuhan Tanjungbalai Jadi 20 Orang
Dia berharap, di masa mendatang pemerintah melakukan langkah tepat serta mengomunikasikan setiap perbedaan yang muncul di tengah masyarakat, sebelum konflik terjadi. "Jangan setelah rusuh baru turun tangan," lanjut Said Aqil.
Seperti diberitakan, kerusuhan bernuansa agama terjadi di Tanjungbalai, Sumatera Utara, pada Jumat malam, 29 Juli 2016. Pemicunya kesalahpahaman soal pengeras suara di masjid. Buntutnya, delapan Vihara (tempat ibadah umat Buddha) rusak akibat dibakar massa. Polisi sudah menetapkan 12 tersangka dalam kerusuhan itu.
(ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Seperti diberitakan, kerusuhan bernuansa agama terjadi di Tanjungbalai, Sumatera Utara, pada Jumat malam, 29 Juli 2016. Pemicunya kesalahpahaman soal pengeras suara di masjid. Buntutnya, delapan Vihara (tempat ibadah umat Buddha) rusak akibat dibakar massa. Polisi sudah menetapkan 12 tersangka dalam kerusuhan itu.
