Dua WNI Dinyatakan Tak Langgar Aturan Imigrasi

Alat deteksi suhu tubuh di Pelabuhan Batam
Sumber :
  • ANTARA/Asep Urban

VIVA.co.id – Pemerintah Singapura mendeportasi dua warga negara Indonesia yang dicurigai akan melakukan perjalanan ke Suriah dan bergabung bersama ISIS. Mereka adalah M. Nur Arifin, pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, dan Sudartini, Perempuan kelahiran Cirebon, Jawa Barat.

Prabowo Dapat Ucapan Selamat dari Menlu Singapura Atas Kemenangan di Pilpres 2024

Pihak Imigrasi Singapura mencurigai keduanya, setelah memeriksa tiket elektronik perjalanan mereka saat di pos pemeriksaan imigrasi HarbourFront Centre, Singapura. 

"Alasan pemulangan oleh imigrasi Singapura dicurigai akan ke Suriah berdasarkan electronic ticket. Itu jalurnya adalah Singapura, Istanbul (Turki), terus Dubai (Uni Emirat Arab), setelah itu tidak ada lagi," kata Kepala Bagian Humas Direktorat Imigrasi Agung Sampurno saat dikonfirmasi VIVA.co.id, Kamis, 29 Desember 2016.

Menko Airlangga Bertemu Menlu Singapura, Optimis Kerja Sama Bilateral Kedua Negara Terjalin Kuat

Keduanya dipulangkan pada 26 Desember 2016 lalu, menggunakan Sindo Ferry dari Singapura ke Batam. "Sudah kita terima karena menurut regulasi deportasi dilakukan ke negara keberangkatan terakhir."

Setelah diperiksa aparat kepolisian dari Polda Batam bersama petugas Imigrasi Indonesia, Nur dan Sudartini dinyatakan tak melanggar aturan imigrasi. Sebab, surat perjalanan yang mereka gunakan semua asli. "Secara keimigrasian tidak ada masalah, paspor juga asli," jelasnya.

Syahrini dan Reino Barack Manjakan Diri di Hotel Mewah Rp27 Juta per Malam di Singapura

Menurut Agung, deportasi ini dilakukan karena pihak Imigrasi Singapura curiga terhadap rencana perjalanan mereka. Hal ini sudah biasa terjadi dan dilakukan kantor imigrasi di seluruh dunia.

Bahkan, dalam sepekan ini saja Imigrasi Indonesia sudah beberapa kali mendeportasi warga negara asing karena curiga dengan perjalanan mereka.

"Tadi malam kita baru memulangkan 4 orang Maroko masih muda, sebelumnya juga warga Amerika Serikat kita deportasi. Di Bali, 4 warga China kita deportasi karena curiga mereka akan menyalahgunakan visa kunjungan," ucap Agung.

Sebelumnya memang banyak warga negara Indonesia yang menyusup ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS, dengan melakukan perjalanan lewat Turki.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya