Cara Menko Luhut Cegah Sampah Plastik di Laut Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Binsar Panjaitan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Moh. Nadlir.

VIVA.co.id – Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Pandjaitan kembali mengingatkan masyarakat untuk bersama-sama melindungi laut dari sampah. Sampah plastik yang dihasilkan manusia selama ini seperti bom waktu yang dapat menjadi masalah besar di masa mendatang.

Luhut Sebut Apple Bakal Investasi Besar: Tim Cook Baru Sadar RI Potensial

Pasalnya, sebanyak 80 persen plastik di laut itu berasal dari daratan. Dengan jumlah penduduk dunia saat ini yang diperkirakan berjumlah 8 miliar lebih, maka sampah plastik masih berpotensi terus bertambah.

"Kita harus ingatkan, plastik itu dimakan ikan, ikannya kita makan. Anda bilangnya nggak apa-apa, tapi yang kena nanti anak-cucu kita," kata Luhut usai membuka Forum Nasional INSA 2017 di Hotel Clarion Makassar, Kamis, 16 Februari 2017.

Menko Luhut Siap Beri Insentif ke Apple Agar Mau Berinvestasi di RI

Menurut Luhut, sampah plastik tersebut telah merusak rantai makanan biota laut, yang dalam jangka panjang bisa berdampak buruk bagi manusia itu sendiri. Selain pemanasan global, pencemaran laut melalui sampah plastik ini juga bisa mengancam keanekaragaman hayati.

"Diperkirakan 20 persen dari terumbu karang telah rusak secara permanen dan sekitar 24 persen terumbu karang berada dalam risiko kepunahan. Polusi itu mengurangi kemampuan laut untuk mendukung kehidupan manusia," ujarnya menjelaskan.

Hotman Paris: Menko Luhut Sependapat, Angka 40 Persen untuk Pajak Hiburan Tak Masuk Akal!

Sejumlah upaya telah dipersiapkan pemerintah untuk mengurangi dampak buruk sampah plastik lautan. Namun, peran serta dan kesadaran masyarakat terhadap persoalan sampah plastik juga sangat diperlukan.

Ia pun menjabarkan lima kiat pemerintah untuk mengatasi persoalan sampah plastik di laut. Pertama, menelusuri dari mana sumber sampah plastik di laut itu berasal. Karena banyak sampah yang ada di laut Indonesia juga banyak berasal dari negara tetangga.

"Pertama kita harus assessment terhadap hotspot dari marine plastic debris dan kota dari sampah tersebut," ucapnya.

Kedua, model kebijakan dan implementasi pengelolaan sampah di perkotaan. Tujuannya untuk memastikan tidak ada penumpukan sampah ke lautan. Sebab, sampah dari daratan yang dibuang ke sungai, ujung-ujungnya akan ke laut.

Ketiga, lanjut Luhut, pengurangan pembuangan sampah dan plastik dari kegiatan operasional di laut. Maksudnya, akan dilakukan pengawasan ketat terhadap kapal-kapal tentang menjaga kebersihan laut.

"Keempat pengurangan sampah plastik dan polutan lainnya di laut, dan terakhir mari kita mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan kita.” (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya