Empat Sungai di Yogyakarta Tercemar Berat

Kali Code, Jogja
Sumber :
  • Antara/Wahyu Putro

VIVA.co.id – Empat sungai yang melintasi Kabupaten Bantul dipastikan mengalami pencemaran berat oleh limbah. Selain sampah rumah tangga, limbah industri mengancam keberlangsungan dunia pertanian Bantul.

Viral Air Kali di Perumahan Tangerang Berwarna Ungu Pekat

Tercemarnya sungai Bedog, Winongo, Code, dan Opak yang kesemuanya bermuara di Bantul ini dinyatakan pengagas gerakan ‘Irigasi Bersih’ sekaligus dosen Fakultas Tehnologi Industri Universitas Gadjah Mada (UGM), Didik Sigit Supatmo Arif, saat berlangsung upacara ‘Mapag Toyah’ di Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta, Sabtu 25 Maret 2017.
 
"Kesemua sungai ini melintasi Kota Yogyakarta yang merupakan pusat perekonomian dan pemukiman terpadat DIY. Dalam kajian yang kami lakukan di lapangan, pencemaran paling besar didominasi sampah rumah tangga," kata Didik.

Dari industri sendiri, pencemaran yang dilakukan terbesar terjadi di sungai Bedog yang selama ini dikeluhkan karena adanya limbah dari pabrik gula.

Kandungan Paracetamol, DKI Uji Sampel Air Laut Teluk Jakarta

Menyambut hari Air Sedunia, Didik menjelaskan penanganan pencemaran sungai di DIY ini perlu gerakan bersama dari semua instansi dan stakeholder yang berkepentingan. Bahkan jika perlu, Kabupaten Sleman yang selama ini menjadi hulu sungai perlu dilibatkan agar pencemaran ini tidak meningkat.

"Kami sangat berharap gerakan ‘Irigasi Bersih’ yang sudah kami gagas empat tahun terakhir ini dampak memberikan pengertian kepada masyarakat tentang bahaya pencemaran limbah untuk dunia pertanian di Bantul," ujarnya.

Sehari, 8 Warga Isoman di Yogyakarta Meninggal Dunia

Didik sangat berharap, selain mengatasi pencemaran yang sudah terjadi, pemerintah dan masyarakat juga harus berupaya mencegah pencemaran di Sungai Opak yang berada di sisi timur Yogyakarta tidak meningkat. Mengingat, dalam beberapa tahun ke depan wilayah Bantul timur akan menjadi kawasan industri.

"Untuk sungai Progo, pencemaran belum masuk dalam tahap membahayakan," imbuhnya.

Di tempat yang sama Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Kabupaten Bantul, Pulung Haryadi menyatakan kondisi pencemaran ini jika terus dibiarkan akan membahayakan sektor pertanian yang selama ini menjadi urat nadi perekonomian Bantul.

"Limbah kimia yang ditimbulkan dari sampah industri maupun penguraian alami sampah rumah tangga menjadi musuh terberat petani. Saat ini penanganan hanya dilakukan manual dengan cara membendung sampah agar tidak masuk ke areal persawahan," kata Pulung.

Karena telah menjadi urat nadi bagi 200.000 hektare lahan pertanian, Pulung mengatakan penanganan empat sungai yang dinyatakan tercemar ini sekarang tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Semua pihak yang berkepentingan harus turut tangan.

‘Mapag Toyah’  atau menjemput air adalah upacara tradisional yang dilakukan petani sebelum menyambut musim tanam. Upacara ini bertujuan untuk merawat sumber air dan merawat saluran irigasi aman mengaliri selama proses tanam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya