Menguak Penyebab Ular Piton Makan Manusia di Sulawesi

Ular Piton
Sumber :
  • Dok. Association of Reptilian and Amphibian Veterinarians

VIVA.co.id – Belum lama ini, masyarakat di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, digemparkan dengan peristiwa tragis. Seorang petani sawit bernama Akbar ditelan hidup-hidup oleh seekor ular piton.

Ilmuwan Berikan Saran Manusia agar Makan Daging Ular Piton, Alasannya Mengejutkan

Menurut Nia Kurniawan, pakar ular atau Herpetologi dari Universitas Brawijaya, apa yang terjadi di Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, bukan peristiwa biasa. Bahkan tergolong peristiwa yang sangat langka terjadi di Indonesia. 

Tapi, dari kacamata keilmuannya, menurut Nia, peristiwa ini bisa terjadi karena beberapa hal. Seperti adanya konflik atau pertemuan tak terduga antara manusia dengan habitat ular. "Sehingga manusia dan ular itu bertemu," kata Nia, Jumat, 31 Maret 2017.

Viral Emak-emak Banting Ular Piton Ukuran Besar Gegara Ternaknya Sering Hilang Misterius

Selain itu, kemungkinan ular pemangsa tersebut dalam kondisi lapar, dan secara kebetulan ketika ular itu sedang mencari makan, dia hanya menemukan korban. Dalam teorinya, ular tidak pernah memilih calon mangsa dari jenisnya. Apakah itu manusia atau hewan lainnya.

Bagi ular, mangsa yang cocok untuk dimakan ialah mangsa yang memiliki ukuran tubuh yang dirasa cukup untuk memenuhi kalorinya.

King Kobra vs Piton: Ular Mematikan Mana yang Akan Menang dalam Pertarungan? 

"Sepertinya ularnya itu lapar. Mereka (ular piton) itu tidak biasa makan manusia. Ular itu hewan yang pemalu dan tidak agresif. Mungkin dia lapar, adanya cuma manusia, secara kalori cukup, ya dimakan," ujarnya.

Faktor cuaca

Nia mengatakan, ulat jenis piton atau biasa dikenal dengan ular sanca, biasanya sangat jarang keluar dari habitatnya. Jika mereka hidup di hutan, mereka tak akan masuk ke permukiman penduduk.

Kecuali ada faktor alam yang membuatnya terdampar keluar habitat, seperti si ular itu terseret aliran air di sungai ketika hujan deras melanda.

"Kalau hutan di Sulawesi makanannya (ular) masih ada. Kebunnya sebelahan hutan ya? Biasanya karena banjir itu, bisa jadi kalau di bawah itu, karena hujan dia jatuh, mengikuti arus air sehingga keluar dari habitat aslinya. Bisa jadi seperti itu," katanya.

Nia menuturkan, ular piton biasa hidup di lubang-lubang besar atau di pepohonan yang tinggi. "Habitatnya piton itu biasanya di gua-gua, kemudian di batuan sebelah atas atau di pohon yang tinggi. Dia tipenya, di tempat yang tinggi, ada mangsa lewat dia menjatuhkan diri," ujarnya.

Cerita Akbar dimakan ular

Cerita Akbar dimakan ular

Sementara itu, ayah kandung Akbar, Muhammad Ramli menceritakan, sebelum dimangsa ular berukuran lebih daru lima meter itu, anaknya memang pergi sendirian ke kebun sawitnya.

"Hari Minggu pagi, keluar ke kebun, kembali (ke rumah) makan siang, kemudian kembali lagi ke kebun. 
Setelah itu tidak kembali sampai hari Senin. Malam Selasa baru dicari. Memang pergi sendiri. Biasa pergi sama istrinya, kebetulan istrinya di Palopo," kata Ramli.

Ramli mengungkapkan, kebun sawit yang merupakan lokasi Akbar saat ditelan ular piton, dulu merupakan miliknya. Selama puluhan tahun, kata Ramli, tidak pernah menemukan ular sebesar itu. Apalagi hingga memangsa manusia. 

"Itu ular dari hutan. Memang itu kebun, sampingnya sudah hutan. Mungkin saja karena hujan itu ular keluar dari sarangnya. Sering memang hujan di sini," katanya.

Ramli mengisahkan, saat itu Akbar pamit untuk kembali ke kebun sawit setelah makan siang. Untuk sampai ke kebun, kata dia, Akbar biasanya menggunakan sepeda motor. Jaraknya 200 meter dari rumah untuk sampai ke tepi jalan menuju kebun.

"Setelah sampai di jalan raya itu, masih harus jalan kaki lagi 200 meter," kata Ramli. 

Namun, Akbar yang pamit setelah makan siang tak kunjung pulang. Senin malam, keluarga Akbar dibantu 50 warga desa mencoba mencari Akbar. "Dibantu warga mencari, ada 50 orang. Kami susuri kebun sampai ke hutan," katanya.

Awalnya keluarga mengira Akbar menjadi korban penculikan. Apalagi sepeda motor milik korban masih ditemukan di tepi jalan menuju kebun sawit.

"Awalnya kami kira diculik, karena sudah banyak beritanya itu. Katanya organ dalamnya mau diambil, mau dijual. Apalagi motornya masih ada," kata Ramli. 

Proses pencarian warga terus berlanjut setelah mereka menemukan parang dan baju Akbar di sekitar kebun. Namun, kata Ramli, di lokasi penemuan parang tersebut, tanah sekitar menimbulkan jejak, layaknya tubuh Akbar diseret sesuatu.

"Jejaknya jelas, tanah sama rumput di sana seperti bekas dilewati orang. Kami ikuti, sampai ketemu ular yang hanya kepalanya saja yang kelihatan. Iya, sembunyi di semak-semak," katanya menceritakan.

Warga kemudian mencoba membunuh ular tersebut karena ketika diusir, ular itu tidak mau pergi. "Diam saja itu ular, pasrah sudah itu ular, dihantam parang kepalanya," kata Ramli.

Setelah ular dipastikan mati, warga kemudian mencoba menarik ular tersebut keluar dari semak-semak. Setelah berhasil ditarik, warga kaget mendapati perut ular piton itu sangat besar. Kemudian warga membelah perut ular itu dan menemukan Akbar yang sudah tak bernyawa. 

"Delapan meter itu waktu sudah dipotong, perkiraannya sepuluh meter kalau masih hidup. Kemungkinan sudah satu malam. Ditelan Minggu sore, malam Selasa baru dicari," ujar Ramli. 

Menangkal serangan ular

Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Barat, Kombes Pol Tajuddin, mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk mengantisipasi kejadian serupa terjadi. 

Tajuddin mengatakan, melalui tingkat Polsek, warga telah diimbau agar lebih waspada saat berada di kebun. Apalagi, kata dia, daerah Desa Salubiro memang terdapat banyak rawa-rawa. 

"Sudah ada (peringatan), di tingkat Polsek ada Bhabinkamtibmas untuk sampaikan ke warga agar lebih hati-hati. Sebelumnya tidak pernah ada laporan, baru pertama kali," katanya. 

Selain itu, Tajuddin mengungkapkan jika pihaknya bersama Pemda setempat telah melakukan penyisiran di sekitar area kebun dan hutan untuk memastikan tidak ada ular piton lainnya yang berkeliaran di dekat kebun warga. 

"Sudah kami lakukan percarian lagi dengan pihak kabupaten," katanya. (ase)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya