Gerindra Sindir Ridwan Kamil Tak Pernah Temui Prabowo

Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung Jawa Barat
Sumber :
  • Bandung.go.id

VIVA.co.id - Partai Gerindra mulai terbuka soal alasan tak berminat mencalonkan Ridwan Kamil dalam Pilkada Jawa Barat tahun 2018. Padahal partai itu bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berhasil mengantarkan Ridwan sebagai Wali Kota setelah memenangi Pilkada Bandung pada 2013.

Ridwan Kamil: Covid-19 Penyakit Orang Kota

Bucky Wikagoe, Wakil Ketua Partai Gerindra Jawa Barat, menjelaskan salah satu alasan partainya ogah mencalonkan lagi Ridwan Kamil alias Emil, karena etika politik sang Wali Kota kurang baik. Emil, katanya, ibarat kacang lupa kulit; melupakan Gerindra setelah menjabat Wali Kota.

"Seandainya Ridwan Kamil menunjukkan konsistensinya kepada Gerindra; komunikasi dia bangun. Coba kita lihat selama Pak Ridwan Kamil menjadi Wali Kota, apakah pernah sowan (bersilaturahmi; bertemu) ke Pak Prabowo (Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra). Kan, ini soal etika," katanya kepada VIVA.co.id di Bandung pada Kamis, 4 Mei 2017.

Ridwan Kamil Setop PSBB di Jawa Barat, Kecuali Bodebek

Bucky mencontohkan kasus serupa, yakni Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang dicalonkan Gerindra bersama PDIP sebagai calon Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Joko Widodo pada 2012. Namun, katanya, setelah itu Ahok melupakan Gerindra.

Ahok, katanya, dahulu hanya politikus biasa yang kurang begitu dikenal publik. Prabowo dan Gerindra kemudian melambungkan namanya ketika Pilkada DKI Jakarta tahun 2012.

Ridwan Kamil Tawarkan Proyek Investasi di Jabar Rp700 Triliun

"Dulu Ahok bukan siapa-siapa, tapi karena Gerindra dan Pak Prabowo sekarang jadi siapa-siapa. Begitu juga Ridwan Kamil, sekarang menjadi siapa-siapa, ketika menggunakan perahu Gerindra dan ada peran Prabowo," ujarnya.

Tak harus kader

Gerindra belum terbuka soal nama figur yang dibidik untuk dicalonkan sebagai gubernur Jawa Barat pada pilkada tahun 2018. Gerindra menginginkan mencalonkan kader sendiri tetapi tak akan memaksa andai kader itu popularitas dan elektabilitasnya rendah.

"Jadi, sebenarnya bukan mutlak harus kader. Di Gerindra juga realistis, seandainya memang tidak ada kader yang pantas dimajukan walaupun sekarang prioritas," katanya.

Satu kriteria yang cukup prinsip bagi Gerindra, siapa pun figur yang dicalonkan, kata Bucky, ialah komitmen dan loyalitas kepada partai. Tugas dan tanggung jawab kepada rakyat tetap harus diutamakan, tetapi partai politik yang mencalonkannya pun tak boleh dilupakan.

"Paling tidak, orang yang mau diusung ini harus menunjukkan komitmen. Pengertian komitmen dan loyalitas itu bukan berarti dia harus bekerja untuk partai ketika berkuasa, dan Gerindra sangat paham (bukan) itu (maksudnya)," katanya.

Nasdem

Ridwan Kamil telah memutuskan menerima tawaran Partai Nasdem untuk dicalonkan sebagai Gubernur Jawa Barat. Dia berterus terang tak mudah membuat keputusan itu.

Emil juga menepis tudingan sebagian kalangan bahwa dia melupakan Partai Gerindra dan PKS, yang turut berjasa mengantarnya sebagai Wali Kota Bandung. Hubungan dengan kedua partai itu, katanya, tetap baik dan harmonis.

Dia menegaskan, sangat keliru jika kedua partai itu dilupakan begitu saja. "Apalagi (jika disebut) meninggalkan partai pendukungnya. Tidak meninggalkan," ujarnya menjawab pertanyaan wartawan di Bandung pada Selasa, 2 Mei 2017.

Emil menjelaskan alasannya menerima tawaran Nasdem dan tidak dengan PKS serta Gerindra karena kedua partai yang disebut terakhir mengajukan syarat yang tak bisa dipenuhinya. Gerindra, katanya, mengajukan syarat dia harus menjadi kader partai itu kalau ingin dicalonkan gubernur Jawa Barat.

"Partai itu, misalnya, Gerindra mensyaratkan saya jadi kadernya. PKS mendahulukan (akan mencalonkan) kadernya," katanya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya