Warga Sumbar Buronan Filipina Pamit Mau Merantau ke Bogor

Yusri Malik (kanan), ayah Al Ikhwan Yushel, seorang dari enam warga Indonesia yang jadi buronan aparat Filipina, ditemui wartawan di rumahnya di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pada Jumat, 2 Juni 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah

VIVA.co.id - Satu dari enam warga Indonesia yang menjadi buronan aparat Filipina diketahui sebagai warga Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Dia adalah Al Ikhwan Yushel.

Pemimpin Baru ISIS 'Sang Penghancur', Terkenal karena Kebrutalannya

Ikhwan diduga jaringan kelompok teroris dan telah bergabung dengan milisi Maute yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan berupaya menguasai kota Marawi, Filipina.

Ikhwan ialah warga Batunanggai, Kenagarian Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Agam. Pria berusia 26 tahun itu putra ketiga pasangan suami-istri Yusri Malik dan Helmida.

Cantik Nian, Perwira AFP Ternyata Mantan Ratu Kecantikan Filipina

Keluarga Ikhwan di Agam terpukul setelah mendengar kabar itu karena tak pernah menyangka dia terlibat jaringan teroris di Filipina. Yusri Malik, sang ayah, kaget mendengar kabar itu. Pasalnya, kehidupan Ikhwan sehari-hari tak menunjukkan kesan aneh atau tanda sikap seorang teroris.

"Saya dan keluarga sangat terpukul mendengar kabar tentang anak saya itu. Kami sama sekali tidak menyangka," kata Yusri ketika ditemui VIVA.co.id di rumahnya pada Jumat, 2 Juni 2017.

Al Salbi 'The Destroyer' Pemimpin ISIS yang Baru, Kejam dan Brutal

Yusri mengetahui kabar bahwa Ikhwan terlibat jaringan teroris di Filipina pada Rabu lalu dari anak pertamanya yang tinggal di Lubuk Basung setelah menonton televisi. 

Ikhwan yang lulusan SMK itu, kata Yusri, pamit dan minta restu pergi merantau ke Bogor untuk mengadu nasib pada awal Februari 2017. Tak lama setelah berangkat, ia mendapat kabar putranya itu sudah menetap di Bogor dan bekerja sebagai penjual susu.

Yusri masih sempat menelepon Ikhwan pada 25 Maret lalu, namun itulah kontak terakhirnya. Ikhwan kemudian memutus komunikasi dan tak lagi bisa dihubungi.

Putus komunikasi dengan Ikhwan sudah cukup membuat Yusri gelisah. Apalagi mendengar kabar putranya itu diduga terlibat kelompok teroris di Filipina, menjadi buronan militer setempat, dan belum diketahui nasibnya. Yusri mengaku bahkan sampai tak makan tiga hari karena mencemaskan kondisi Ikhwan.

Informasi yang diterima Mabes Polri dari juru bicara militer Filipina, Brigadir Jenderal Restituto Padilla, masih ada enam warga Indonesia yang bergabung dengan milisi Maute. Mereka sudah berafiliasi dengan ISIS dan menjadi buronan aparat Filipina.

Mabes Polri juga menerima informasi bahwa satu warga Indonesia, yakni Muhammad Ilham Syahputra, tewas dalam pertempuran di Marawi beberapa waktu lalu.

Berikut ini identitas enam warga Indonesia yang menjadi buronan militer Filipina:

1. Al Ikhwan Yushel, lahir di Palembayan, Sumatera Barat, pada 1 November 1991. Dia tiba di Filipina pada akhir Maret 2017.

2. Yayat Hidayat Tarli, lahir di Kuningan, Jawa Barat, pada 25 April 1986. Dia tiba di Manila pada 15 April 2017 bersama Anggara Suprayogi.

3. Anggara Suprayogi, lahir di Tangerang, Banten, pada 26 Desember 1984. Dia tiba di Manila pada 15 April 2017 bersama Yayat Hidayat Tarli.

4. Yoki Pratama Windyarto, lahir di Banjarnegara, Jawa Tengah, 17 September 1995. Dia tiba di Manila pada 3 Maret 2017.

5. M Jaelani Firdaus. Dia tiba di Manila pada 21 Februari 2017. Dia datang bersama M Gufron.

6. M Gufron. Tiba di Manila pada 21 Februari bersama M Jaelani Firdaus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya