Istri Terduga Teroris di Gunungkidul Syok

Tim Densus 88 Antiteror
Sumber :
  • ANTARA/Muhammad Iqbal

VIVA.co.id – Densus 88 Mabes Polri dan Brimob Polda DIY menangkap SR seorang terduga teroris di Kabupaten Gunungkidul, Yogya, Selasa siang, 6 Juni 2017. Pasca penangkapan, keluarga terduga teroris RS masih merasakan syok dan trauma. Sementara istri SR yang sempat diamankan di Mapolres Gunungkidul belum dapat berkomunikasi.

Bantu Perangi Terorisme di Afrika, Adakah Niat Terselubung Amerika?

"Komunikasi istri SR belum lancar," ungkap Eko kakak terduga teroris SR, Rabu, 7 Juni 2017.

Eko mengaku istri SR dan ketiga anak RS serta seorang anaknya sendiri sempat dibawa ke Mapolres Gunungkidul untuk dimintai keterangan. Anak pertama SR yang masih berusia enam tahun terus menanyakan keberadaan ayahnya.  

Pemkab Tangerang Benarkan PNS Mereka Ditangkap Densus

"Anaknya terus menanyakan keberadaan ayahnya. Kita hanya bisa jawab sedang bekerja," kata dia.

Kedua orangtuanya, kata Eko, hingga saat ini masih kaget dengan apa yang dialami anak ketiganya itu. Meski kedua orangtuanya tidak ikut diinterogasi di Polres, namun mereka menyaksikan langsung sekitar 20 orang Tim Densus mengeledah rumah dan menggelandang anaknya.  

IDI Sukoharjo Minta Kasus Sunardi Tak Dikaitan dengan Profesi Dokter

"Terutama ibu saya, masih syok," ujar Eko.

Eko mengatakan ia dan keluarga mengaku tidak percaya jika adiknya terlibat jaringan terorisme. Keluarga belum mengetahui kondisi RS dan saat ini berada di mana, karena belum mendapatkan keterangan dari pihak kepolisian. "Enggak percaya sampai segitunya," katanya.

Sementara Kepala Desa Kepek Wonosari, Bambang Setiyawan mengatakan, warga sekitar tidak khawatir dengan penangkapan terduga teroris tersebut. Bahkan beraktivitas seperti biasa.  "Warga menyerahkan semua kepada pihak berwajib," katanya

Menurutnya RS selama ini biasa saja dalam bergaul. Meski saat masih sekolah pendiam, RS kadang mengisi kegiatan musik di kampung karena lulusan SMK musik di Yogya.

Untuk mengantisipasi hal tidak diinginkan, pihaknya berkoordinasi dengan pihak Bhabimkamtibmas untuk terus melakukan pemantauan. Sebab, di wilayahnya terdapat puluhan rumah yang digunakan sebagai indekos. 

"Sejak dua sampai tiga tahun terakhir kita minta penghuni kos untuk setor KTP dan harus datang sendiri melapor," kata Bambang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya