Gubernur Baru Sesumbar Tak Akan Ada Lagi Kekerasan di Akpol

Para Taruna Akademi Kepolisian saat berbaris (ilustrasi).
Sumber :
  • ANTARA/R. Rekotomo

VIVA.co.id - Gubernur baru Akademi Kepolisian (Akpol), Inspektur Jenderal Rycko Amelza Dahniel, berjanji mengevaluasi total semua program pendidikan di institusi sekolah Kepolisian itu. Hal itu agar kasus penganiayaan taruna tak lagi terulang pada masa mendatang.

Cekcok Hebat dan Bergumul di Kamar, Suami Sadis Ini Tega Bunuh Istri Pakai Obeng

"Bapak Kapolri sudah memberikan arahan kepada saya, akan dijadikan acuan pembenahan pendidikan Akademi Kepolisian," kata Rycko di Semarang pada Senin, 12 Juni 2017. 

Salah satu evaluasi itu adalah perbaikan mulai jenjang pendidikan kepolisian karier, pendidikan kepolisian umum maupun tahapan penelitian dan sistem keamanan (security) kampus.

Sadis, Gadis ABG di Pasangkayu Dibunuh Pacar gegara Mau Ngadu Pernah Bersetubuh

"Pertama, membentuk Taruna Polri yang beriman dan bertakwa. Kedua membentuk akhlak mulia, ketiga cerdas, kemudian terampil, kelima karena tugas polisi itu profesi maka harus mau mengembangkan itu," ujarnya.

Setelah kasus kematian seorang taruna bernama Mohammad Adam, tradisi kekerasan harus benar-benar ditiadakan, sehingga dibutuhkan sistem pendidikan yang saling terkait dan mendukung.

Polisi Selidiki Kasus Anggota TNI Dikeroyok Kelompok Musik di Pamekasan

"Kalau mau dibenahi, jadinya semua juga dibenahi. Selanjutnya korps kedaerahan yang memicu tindak kekerasan di sini sudah ditiadakan. Tidak akan ada lagi budaya kekerasan yang dilakukan di kampus ini. Saya harapkan hal ini akan clear (beres) secepatnya," ujarnya.

Menurut Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri, Komisaris Jenderal Polisi Moechgiyarto, jumlah tenaga pengasuh di Akpol akan ditambah. Selama ini jumlahnya hanya 60 orang dan tidak memadai mengasuh total taruna Akpol yang mencapai 1.200 orang. Penambahan diusulkan sebanyak 240 orang sehingga total pengasuh menjadi 300 orang.

Moechgiyarto juga akan menghidupkan lagi danyon-danyon serta komandan-komandan korps serta melarang kegiatan perkumpulan taruna di blok-blok. Tim revitalisasi untuk memberlakukan sistem perubahan menyeluruh pada pendidikan kepolisian yang diterapkan selama ini.

Pembenahan akan dilakukan dari tata kelola kehidupan taruna, evaluasi kurikulum, penambahan mata pelajaran teknologi informasi serta pembekalan keterampilan intelegensi.

Fasilitas juga akan diperbaiki, salah satunya keberadaan kamera pengawas atau CCTV di lingkungan Akpol, yang kini jumlahnya hanya 60 unit. CCTV yang terpasang pun masih statis hanya mengambil satu sisi pantauan.

"Kita memperbaiki IT (teknologi informasi), makanya kemarin saya cek CCTV belum maksimal dari jumlah wilayah. Kita akan pasang sehingga gerak taruna bisa diawasi. Kurang-lebih sekarang ada di  enam puluh titik, itu pun manual, tidak bisa gerak-gerak," ujarnya. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya