Asworo Bunuh Calon Istri gara-gara Tiada Biaya Nikah

Polisi memperlihatkan Asworo (duduk di kursi), tersangka pembunuhan Chatarina Wiedyawati alias Wiwit, calon istrinya, di Markas Polda Sumatera Selatan di Palembang pada Rabu, 14 Juni 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Aji YK Putra

VIVA.co.id - Kepolisian Daerah Sumatera Selatan telah memeriksa Asworo (30 tahun), tersangka pembunuhan Chatarina Wiedyawati alias Wiwit (30 tahun). Asworo dibekuk setelah sebulan buron.

Cara Mahasiswa-Milenial Sumsel Dukung Ganjar Jadi Presiden 2024

Asworo berterus terang kepada polisi, dia tega menghabisi nyawa calon istrinya hanya gara-gara cemas akibat tak ada biaya untuk menikah.

Wiwit, katanya, sebenarnya mengaku sudah mempersiapkan semua untuk pernikahan mereka. Namun, dia terperanjat ketika mengetahui hanya ada saldo uang Rp500 ribu di dua rekening Wiwit. Persiapan yang diklaim Wiwit pun ternyata tak ada.

Angin Puting Beliung Terjang Musi Rawas Utara, 58 Rumah Rusak

Asworo dan Wiwit cekcok saat mereka berada di dalam mobil ketika hendak pergi ke Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang. Waktu itu mereka hendak terbang ke Yogyakarta.

"Di dalam mobil kami jadi ribut gara-gara uang cuma ada lima ratus ribu. Wiwit bilangnya sudah disiapkan semua," kata Asworo di Markas Polda Sumatera Selatan di Palembang pada Rabu, 14 Juni 2017.

Pengedar Yang Ditangkap di Sumsel Kaki Tangan Bandar Besar

Asmoro kemudian melampiaskan kekesalannya dengan memukuli wajah Wiwit. Belum puas menghajar Wiwit dengan tangan kosong, dia lalu meraih kunci setir dan menghantamkannya berkali-kali ke kepala perempuan di sampingnya.

"Setelah itu langsung saya buang di semak-semak. Itu pun dia masih bergerak-gerak badannya --belum meninggal sewaktu saya buang," kata Asworo di hadapan polisi.

Dia kemudian merampas dua kartu ATM milik Wiwit yang masing-masing saldonya Rp400 ribu dan Rp100 ribu. Dia mentransfer semua saldo itu ke rekening pribadinya untuk ongkos perjalanan kabur setelah membunuh Wiwit.

Mobil Innova yang disewanya dibawa ke kolam retensi di kawasan kampus UIBA Palembang. Di sana dia membersihkan bercak darah di baju dan mobil. Setelah itu, dia kembalikan mobil sewaan itu ke perusahaan rental, lalu pergi ke Lampung.

Setelah sebulan pelarian di Lampung, Asworo ditangkap aparat Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumatera Selatan pada Senin, 12 Juni 2017.

Pembunuhan berencana

Polisi tak memercayai begitu saja keterangan Asworo, yang seolah spontan karena emosional saja kemudian menghabisi nyawa Wiwit. Polisi menemukan bukti lain bahwa Asworo sudah merencanakan pembunuhan itu sebelumnya.

Menurut Kepala Polda Sumatera Selatan, Inspektur Jenderal Polisi Agung Budi Maryoto, tersangka Asworo sudah menyewa mobil untuk meenjemput Wiwit di rumah indekos korban di Prabumulih.

"Sebelum menjemput, pelaku sudah ada niat untuk membunuh. Motifnya karena terdesak tidak ada uang untuk menikah," kata Agung dalam konferensi pers rilis kasus pembunuhan itu.

Kasus itu terungkap, kata Agung, setelah polisi mencurigai mobil rental yang disewa Asworo. Polisi menemukan sisa bercak darah, yang kemudian dicocokkan dengan darah korban Wiwit. Hasilnya identik. Aparat segera mencurigai Asworo, sang calon suami.

Pembunuhan keji menjadi perhatian Polda Sumatera Selatan dengan membentuk tim khusus untuk memburu Asworo. Mereka bergerak setelah mendapatkan informasi bahwa Asworo berada di Lampung.

"Saya bilang, anggota tidak usah pulang kalau tidak dapat. Setelah sebulan, anggota menunggu di sana akhirnya tertangkap. Ini pembunuhan sadis, sehingga jadi atensi kami," ujar Agung.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya