Ditemukan Prostitusi Online Anak Modus Instagram

Ilustrasi anak-anak.
Sumber :
  • pixabay/Kadie

VIVA.co.id – Angka kejahatan seksual terhadap anak di Indonesia kian mengkhawatirkan. Ironisnya lagi, yang baru ini terjadi adalah temuan prostitusi online kalangan anak di bawah umur dengan modus Instagram.

Jual Jasa PSK Tarif Rp2,5 Juta, Mucikari Cantik Pangkal Pinang Ini Ditangkap dengan Barbuk

Hal itu diungkapkan Asisten Deputi Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak, Valentina Ginting usai melakukan sosialisasi kampenye anti kekerasan bertajuk Bersama Lindungi Anak (Berlian) di Pondok Pesantren Nuruz Zahroh, Jalan Juanda, Depok, Jawa Barat, Kamis 15 Juni 2017.

Dikatakan Valentina, terkait temuan tersebut pihaknya pun kini telah melakukan koordinasi dengan penyidik dari Cyber Crime Polda Metro Jaya untuk segera melakukan tindakan.

Prostitusi Online Pringsewu Terbongkar, Mucikari yang Jual PSK Muda Tarif Rp700 Ribu Diciduk

“Tadi saya dapat kabar dari teman-teman terkait temuan prostitusi online melalui IG yang diduga pelakunya anak, karena fotonya anak pengikutnya pun anak-anak dan saling kirim foto. Tadi saya hubungi kanit cyber crime untuk  memantau kasus ini,” katanya.

Sayangnya, Valentina belum bisa memberikan keterangan secara detail seperti apa kronologinya, lantaran kasus tersebut sampai saat ini masih dalam tahap penyidikan. “Nanti kalau sudah detail saya jelaskan, saya baru dapat informasi begitu aja,” ujarnya.

Germo Si Pemilik Salon Oma Bekasi yang Jual ABG jadi Open BO di MiChat Ditangkap

Lebih lanjut Valentina mengatakan, kasus kekerasan terhadap anak di Indonesia saat ini masuk dalam kategori darurat. Untuk itulah, pihaknya pun kini mulai gencar melakukan sosialisasi, salah satunya kampanye Berlian di lingkungan pondok pesantren.

“Ini kegiatan yang kita lakukan dalam rangka memberikan pemahaman, khususnya anak-anak santri yang ada di Depok ini terkait dengan perlindungan anak agar mereka mengerti tentang hak-hak dan kewajiban, serta bisa memproteksi diri terhadap kekerasan maupun kejahatan seksual. Ini pertama kali kami lakukan dan diharapkan tahun depan rutin,” ujarnya.

“Selain itu kami juga sudah membentuk kader-kader di tiap provinsi untuk ikut melakukan program perlindungan terhadap anak.”


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya