Anas Urbaningrum Ikut Tanggapi Soal Jenderal di Kasus Novel

Anas Urbaningrum saat berada di KPK.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

VIVA.co.id – Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, baru saja mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan dan menghebohkan terkait kasus kekerasan penyiraman air keras ke tubuhnya.

Omongan Lawas Novel Baswedan soal Karma Firli Bahuri: Tak Usah Dibalas, Nanti Jatuh Sendiri

Pernyataan itu muncul saat Novel diwawancarai jurnalis dari media internasional, time.com, atas lambannya pengungkapan kasus kekerasan yang dialaminya. 

"Saya sebenarnya telah menerima informasi bahwa seorang jenderal kepolisian —level tinggi dari jajaran kepolisian— terlibat (dalam kasus penyiraman air keras). Awalnya, saya bilang itu informasi yang bisa jadi salah. Namun, kini sudah dua bulan lamanya dan kasus saya tak juga menemukan titik terang. Saya katakan perasaan saya bahwa informasi itu bisa saja benar," ujar Novel seperti dikutip di time.com, Selasa 13 Juni 2017.

Firli Bahuri Kirim Surat ke Jokowi Nyatakan Mundur Jadi Ketua KPK, Novel: Modus Lama!

Banyak pihak yang menyikapi pernyataan Novel itu, tak terkecuali Anas Urbaningrum, Dia mantan Ketua Umum Partai Demokrat yang pernah dijebloskan KPK di bawah komando Novel ke penjara, karena tersandung kasus korupsi.

Dari bilik penjara, Anas Urbaningrum mengicaukan pengamatannya atas kasus ini dengan menuliskan pesan di secarik kertas dan diunggah asistennya ke Twitter dalam pesan yang diberi nomor urut 1 hingga 15. Anas mengingatkan kepolisian dan KPK tentang kemunculan spekulasi yang serius di masyarakat atas pernyataan Novel ini.

Novel Baswedan Minta Firli Bahuri Segera Ditahan setelah Praperadilan Ditolak

Apalagi, menurut Anas, Novel sangat mempercayai informasi yang yang diterima tentang keterlibatan Jenderal di Kepolisian dalam kasus kekerasan yang dialaminya.

Dalam rangkaian pesannya yang diunggah di akun Twitter pribadinya, @anasurbaningrum, Jumat, 16 Juni 2017, Anas mengatakan, mengungkap kasus teror memang bukan pekerjaan mudah. 

Tapi kepolisian memiliki sarana dan kemampuan untuk secepatnya membongkar kasus itu. Menurut Anas, yang diperlukan kepolisian saat ini hanyalah semangat dan kerja lebih keras. 

"Kita dorong agar aparat bekerja lbh keras, sehingga bisa menemukan titik terang. Ini adalah PR aparat, PR penegakan hukum, PR bangsa," kicau Anas.

Di pesan itu, Anas juga menyentil KPK agar tak anti terhadap koreksi atau perbaikan. Sebab KPK bukan lembaga yang berisi kumpulan malaikat.

"Koreksi dan perbaikan adalah keperluan nyata. Anti koreksi dan perbaikan, bisa berkembang mjd
berhala,"
kata Anas seperti tertulis.

Berikut rangkaian kicauan Anas:

1. Sdh lewat 2 bulan aparat belum berhasil mengungkap kasus teror thd Novel Baswedan.
2. Dari pemberitaan terungkap bhw berbagai upaya yg dilakukan aparat masih mentok pada titik (yg)
kabur. 
3. Yg terbaru dan mengejutkan justru datang dari pernyataan Novel Baswedan sendiri.
4. Dia bilang bhw mendapatkan informasi tentang adanya Jendral polisi yg terlibat. 
5. Dan informasi ini skrg dia percayai. Wallahu a'lam
6. Perkembangan (informasi) terakhir ini bisa memunculkan spekulasi yg serius. 
7. Kita percaya bhw mengungkap kasus teror tidaklah mudah
8. Kita juga percaya bhw aparat punya sarana dan kemampuan yg memadai. 
9. Kita dorong agar aparat bekerja lbh keras, sehingga bisa menemukan titik terang.
10. Ini adalah PR aparat, PR penegakan hukum, PR bangsa
11. Seluruh lembaga penegak hukum (dan aparatnya) wajib selalu melakukan koreksi dan perbaikan. 
12. Tanpa kecuali. Termasuk KPK. Karena tdk ada lembaga yg berisi kumpulan malaikat.
13. Koreksi dan perbaikan adalah keperluan nyata. Anti koreksi dan perbaikan, bisa berkembang mjd
berhala.
14. Ramadhan adalah sarana perbaikan untuk kembali pd fitrah manusia. 
15. Relevan spiritnya untuk perbaikan semua lembaga, demi kembali pada Khittahnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya