Wiranto: Indonesia Bisa Berhenti Impor Alutsista

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Ginanjar Mukti

VIVA.co.id – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, mengatakan, Indonesia bisa berhenti membeli alat utama sistem persenjataan (alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan cara impor.

Asli Buatan Indonesia, Ini Penampakan Radar Canggih Armed TNI

"Kalau kita beli senjata itu, selalu ada transfer teknologi. Salah satunya adalah transfer teknologi dan menggunakan contain material dari Indonesia. Itu persyaratan yang harus masuk dalam satu kerja sama pembuatan alutsista, sehingga suatu saat kita tidak perlu mengimpor lagi, jadi bisa buat industri di sini," ujar Wiranto usai menerima Duta Besar Spanyol untuk Indonesia, Jose Maria Matres Manso, di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam), Jakarta, Rabu, 21 Juni 2017.

Maka dari itulah, Wiranto mengatakan, Indonesia menerapkan syarat itu ke setiap negara yang memiliki kerja sama industri pertahanan dengan Indonesia. Menurut Wiranto, Pemerintah Spanyol melalui duta besarnya telah menyatakan niat untuk melanjutkan kerja sama, terutama pengadaan alutsista udara dengan Indonesia. Namun, Wiranto mengatakan, Indonesia tidak ingin negara di Benua Eropa itu sekadar menjual alutsista udara secara fisik saja.

Prabowo Luncurkan Kapal Cepat Rudal, DPR: Sangat Bermanfaat di Natuna

"Memang kita beli (alutsista) dari Spanyol, terutama pembuatan pesawat udara, kita sudah mempunyai pengalaman yang cukup panjang dengan Spanyol. Dengan demikian, perkembangan perkara (pengadaan alutsista dengan cara impor dari Spanyol) ke arah yang lebih maju sangat dimungkinkan," ujar Wiranto.

Meski demikian, Wiranto mengungkap, kemandirian sektor pertahanan di Indonesia juga tak lepas dari aspek ekonomi yang harus menjadi bahan pertimbangan perusahaan-perusahaan di industri pertahanan. Wiranto mengatakan, perusahaan-perusahaan itu harus memiliki strategi untuk memperluas cakupan pasar mereka ke luar negeri. Dengan demikian, kemandirian sektor pertahanan dapat tercapai karena besarnya pula keuntungan ekonomi dari industri itu, bukan berkat subsidi pemerintah ke industri itu.

Kecanggihan Ranpur Rudal Udara TNI AD yang Bikin Jokowi Kepincut

Kalau hanya untuk kepentingan dalam negeri, negara akan rugi. Karena terlalu mahal. “Kamu buat pesawat terbang untuk konsumsi dalam negeri pasti rugi, pemerintah pasti tidak mampu untuk mensubsidi,” kata dia.

Makanya harus selalu expand ke negara lain di mana dana yang didapat itu bisa untuk mengembangkan industri itu. Jadi, kata dia, tidak mudah membuka industri persenjataan dan kelengkapan perang di Indonesia. Pemerintah harus mencari. “Pasar ini kan sangat ketat ya," ujar Wiranto.

VIVA Militer: Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo

Kepala Staf TNI AU Datangi Kantor Prabowo, Jadi Beli Jet Tempur Baru?

Salah satu pembahasan adalah terkait penambahan kekuatan dan kesiapan sistem pertahanan udara.

img_title
VIVA.co.id
29 Desember 2021