Kota Pelajar Yogya Terbanyak Pengguna Narkoba se-Indonesia

Ilustrasi-Jalan Malioboro, Yogyakarta.
Sumber :
  • Antara

VIVA.co.id – Daerah Istimewa Yogyakarta dinobatkan sebagai peringkat pertama terbanyak pengguna narkoba secara nasional berdasarkan hasil riset Badan Narkotika Nasional dan Universitas Indonesia.

Bandar Narkoba Diringkus, dari Sepasang Kekasih Pengedar Ganja Hingga yang Bersenjata-api

"Dari total penduduk 3,2 juta, sebanyak 2,60 persennya pengguna narkoba yang didominasi pelajar dan mahasiswa," ujar Kepala Bidang Pemberantasan Narkoba BNN Yogyakarta AKBP Mujiyana, Kamis, 6 Juli 2017.

Dari riset yang digelar pada akhir tahun 2016 itu, posisi Yogyakarta berada di atas kota besar lainnya seperti Jakarta, Riau, Surabaya dan Bandung.

Bea Cukai Musnahkan Barang Bukti Penindakan Satu Kilogram Sabu-Sabu

"Sabu-sabu dan ganja adalah dua jenis narkoba yang paling banyak dikonsumsi," ujar Mujiyana.

Mahasiswa perantau

Anggota TNI Berhasil Tangkap Pengedar Sabu-sabu Setelah Melihat Gerak Gerik Mencurigakan

Menurut Mujiyana, fakta bahwa pelajar dan mahasiswa di Yogyakarta mendominasi pemakaian narkoba ditengarai oleh minimnya pengawasan para orang tua kepada anak mereka yang merantau di Yogyakarta.

Selain itu, rata-rata pelajar dan mahasiswa yang datang ke Yogyakarta juga tergolong orang yang mampu, sehingga memudahkan mereka untuk mengakses narkoba. "Yogyakarta menjadi pasar potensial bagi para pengedar," ujarnya.

Di sejumlah kawasan perbatasan Yogyakarta memang telah dilakukan pengetatan. Namun demikian para bandar memanfaatkan celah dengan menyimpan narkoba mereka di wilayah pinggiran seperti Kebumen, Wonosobo, Klaten dan Temanggung.

Tak cuma itu, para pengedar juga memilih mengedarkan narkoba dalam paket kecil yang diedarkan massal di Yogyakarta. Lewat jalur pertemanan, pengedar akan menunjukkan lokasi barang bisa diambil setelah uang ditransfer.

Karena suburnya pengguna narkoba di Yogyakarta, terungkap banyak para pemain lama yang sudah mendekam di tahanan juga ikut bermain lagi.

"Ini disebabkan banyaknya keuntungan penjualan yang didapat dibanding di kota lain," ujar Mujiyana.

Ia pun mencoba membandingkan keuntungan menjual sabu-sabu di Jakarta. Di ibu kota, per kilogram sabu pengguna cukup merogoh kocek hingga Rp1 juta. Sementara di Yogyakarta, barang haram ini dibanderol lebih tinggi yakni Rp1,5 juta hingga Rp2 juta. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya