Nyai Ageng Pinatih, Syahbandar Majapahit Pengasuh Sunan Giri

Khofifah Indar Parawansa saat berziarah di Makam Nyai Ageng Pinatih.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Nur Faishal.

VIVA.co.id - Legenda perempuan besar satu ini ada di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Dia berperan besar pada pengembangan Islam di Tanah Jawa, terutama di Gresik. Dia juga dikenal sebagai saudagar sukses era Kerajaaan Majapahit. Di masa itu, dia diangkat menjadi Syahbandar Pelabuhan. Bea cukai, di antaranya, dia urus.

Simulasi 3 Nama Pilgub Jatim Versi ARCI: Khofifah Unggul, Dibayangi Cak Imin dan Risma

Perempuan gemilang itu ialah Nyai Ageng Pinatih. Dalam berbagai literatur sejarah disebutkan, untuk kepentingan tertentu, Nyai Ageng Pinatih bertolak dari Keraton Blambangan (Banyuwangi) dan menginjakkan kaki di Tanah Gresik pada abad ke-15 Masehi.

Dia datang menemui saudara perempuannya, permaisuri penguasa Majapahit kala itu, Raja Brawijaya. Oleh raja, Nyai Ageng Pinatih lantas dihadiahi sebidang tanah di Gresik dan menetap di sana pada 1412 Masehi. Dia berdagang dan sukses hingga memiliki banyak kapal dagang.

Gerindra Hanya Rekom Khofifah sebagai Cagub Jatim, Emil Tak Pasti jadi Cawagub

Pada 1458, Kerajaan Majapahit mengangkatnya sebagai Syahbandar Pelabuhan Gresik. Tugas utama dia adalah memungut bea cukai dan mengawasi kapal-kapal dagang asing. Sejarawan menyebut, Nyai Ageng Pinatih adalah Syahbandar terkenal di zamannya dan perempuan pertama di Nusantara yang mengurusi bea cukai.

Nyai Ageng Pinatih tidak hanya ahli dalam bidang ekonomi. Dia juga aktivis Muslim perempuan di masa itu. Dia belajar agama kepada Syaikh Maulana Malik Ibrahim, juga 'nyantri' kepada Raden Rahmatullah alias Sunan Ampel di Surabaya. Cerita dia soal Islam melekat dengan kehidupan Raden Paku atau Sunan Giri.

Khofifah: Kita Doakan Oktober Mendatang Presiden ke-8 Prabowo Dilantik

Ceritanya, suatu waktu kala berlayar di Selat Bali pada 1443 Masehi, anak buah Nyai Ageng menemukan bayi terapung-apung di tengah laut. Belakangan diketahui bayi tersebut adalah putra pasangan Maulana Ishak-Dewi Sekardadu. Ayah Dewi Sekardadu, Prabu Menak Sembayu, memerintahkan agar bayi itu dibuang untuk menghindari kutukan bala.

Dilarunglah bayi laki-laki itu ke laut Selat Bali. Singkat cerita, bayi itu diasuh oleh Nyai Ageng Pinatih. Ketika usianya siap, anak angkatnya itu diarahkan berguru kepada Syaikh Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Ampel, guru Nyai Ageng Pinatih belajar agama Islam.

Bagi Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, Nyai Ageng Pinatih adalah teladan perempuan Indonesia. Karena itu, Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama itu menyempatkan diri berziarah ke makam Nyai Ageng Pinatih di Jalan KH Kholil Kota Gresik, Jawa Timur, pada Minggu, 9 Juli 2017.

"Saya sudah mentashihkan tentang Nyai Ageng Pinatih kepada sejumlah sumber, beliau benar adalah ahli ekonomi, ahli bea cukai perempuan pertama di Nusantara. Bukan hanya ahli ekonomi, ke-Islam-annya juga kuat. Beliau adalah murid Syaik Maulana Malik Ibrahim, juga murid Sunan Ampel," ujar Khofifah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya