60 Rumah Rusak Akibat Gempa Padangsidempuan

Ilustrasi gempa.
Sumber :
  • BMKG

VIVA.co.id – Gempa berkekuatan 5,5 Skala Richter yang mengguncang Padang Sidempuan membuat sekitar 60 unit rumah mengalami kerusakan. Pusat gempa dikabarkan berada di darat pada kedalaman 10 kilometer, sehingga guncangannya dirasakan cukup keras.

BNPB: 3 Warga Meninggal dan 2 Hilang Akibat Banjir di Serang

Pusat gempa di darat pada kedalaman 10 km yang berasal dari sesar di darat menyebabkan guncangan keras dirasakan masyarakat.

Menurut keterangan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa tersebut juga dirasakan di sekitar Tapanuli Selatan. Akibat gempa yang terjadi pada Jumat 14 Juli 2017, sekitar pukul 08.25 WIB, satu warga dilaporkan terluka. Namun, tak ada korban jiwa. Kerusakan paling parah terjadi di kota Padangsidempuan.

Gempa M 6,1 Guncang Pasaman Barat, BNPB: 2 Meninggal, 20 Luka-luka

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sejumlah gempa susulan juga terjadi, namun dengan guncangan yang lebih rendah. Ia meminta, agar masyarakat tetap tenang dan tak panik, dan tak mudah termakan isu yang menyebutkan akan ada gempa susulan yang lebih besar dan tsunami.

"Gempa susulan biasa terjadi, setelah gempa yang besar. Itu terjadi secara alamiah dalam rangka sesar atau lempeng mencari keseimbangan. Sampai dengan tadi malam pukul 23 WIB, sudah terjadi tujuh kali gempa susulan," ujarnya, melalui rilis yang diterima oleh VIVA.co.id, Sabtu 15 Juli 2017.

BNPB: Daerah-daerah yang Punya Isoter Rendah, Kematiannya Tinggi

Ia mengimbau, agar masyakarat mengecek kondisi bangunan pascagempa. Sebab, jika bangunan rumah rusak dan membahayakan, sebaiknya tidak berada di dalam rumah.

Terkait adanya kabar bahwa gunung Lubuk Raya aktif dan mengeluarkan asap hitam, setelah gempa, sampai saat ini, PVMBG belum memberikan laporan dan mengatakan masih dalam penyelidikan. Tetapi, Sutopo memastikan, hingga saat ini gunung Lubuk Raya masih berstatus normal.

"Jika terjadi letusan, seperti halnya letusan Gunung Sinabung pada tahun 2010, setelah sebelumnya tidak meletus (dormain) selama 1.200 tahun, maka letusannya pasti akan memerlukan waktu untuk menjadi letusan besar," ujarnya memastikan. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya