JK: Radikalisme Tidak Bisa Dihentikan dengan Kekerasan

Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Fajar Ginanjar Mukti.

VIVA.co.id – Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) menegaskan, untuk menangkal seluruh bentuk radikalisme yang berkembang pesat saat ini tidak hanya dilakukan dengan cara membacakan deklarasi secara bersama. Namun lebih kepada mengubah pola pikir, mengakarkan ilmu pengetahuan yang benar, dan menebar ajaran agama dengan baik.

JK Sebut Penundaan Pemilu Langgar Konstitusi

Hal ini disampaikan JK usai menyaksikan dan mendengar secara langsung pembacaan deklarasi anti radikalisme dan terorisme di lingkungan kampus oleh perwakilan dari seluruh perguruan tinggi wilayah Kopertis X yang mencakup Sumbar, Riau, Kepri dan Jambi, di Auditorium Universitas Negeri Padang, Sabtu, 15 Juli 2017.

Jusuf Kalla mengatakan, radikalisme tidak bisa dihentikan dengan cara kekerasan, karena radikalisme berasal dari pola pikir. Orang yang memiliki sifat radikal itu sudah dicuci otaknya. Untuk itu, harus diubah pola pikirnya.

Kata Jusuf Kalla Soal Kabar Cak Imin-Anies Masuk Bursa Pilpres 2024

"Radikalisme itu keras dan tidak bisa dihentikan dengan kekerasan. Ia akan lebih keras jika dihentikan. Mereka ingin masuk surga lebih cepat. Jika cari uang tidak mungkin bunuh diri, mereka cari surga dengan jalan pintas," kata Jusuf Kalla, Sabtu 15 Juli 2017.

Dengan demikian lanjut JK, untuk menangkal berkembangnya radikalisme, tidak hanya cukup dengan cara membacakan deklarasi bersama-sama. Namun dapat diselesaikan dengan pendidikan yang baik, serta meredam cara berpikir radikalisme dengan pendidikan.

Saat Jusuf Kalla Cerita ke Gus Miftah Tentang Kisah Inspiratifnya

Selain itu tambah JK, dewasa ini, perkembangan teknologi yang pesat malah lebih radikal dari sebelumnya. Pasalnya, semua cara terkait aksi radikalisme ada di internet. Maka dari itu, Kominfo harus mengejar radikalisme di internet. “Perguruan tinggi mampu menerapkan sistem pendidikan yang lebih baik dan menanamkan karakter pendidikan yang baik, agar radikalisme dapat ditangkal sedini mungkin,” ujar JK.

Deklarasi yang dibacakan oleh perwakilan dari seluruh perguruan tinggi di wilayah Kopertis X tersebut berisi lima poin pernyataan yakni, menjaga NKRI dan menjunjung nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan UUD 1945.

Menjaga kerukunan umat beragama dan seluruh etnis budaya yang berbeda, sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Menolak segala bentuk kegiatan intolerasi, radikalisme dan terorisme, karena bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Dan menyatakan perang terhadap obat terlarang dan narkotika serta tindakan asusial, serta mewujudkan rasa cinta tanah air dan bela negara dengan segala upaya demi tetap utuh dan tegaknya persatuan dan kesatuan NKRI. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya