TNI Pamerkan Pesawat Tempur Gaek Pelaku Pertempuran Ambarawa

Pesawat Cureng, pesawat legendaris saksi sejarah perjuangan kemerdekaan, di Pangkalan TNI Angkatan Udara Adisutjipto, Yogyakarta, pada Rabu, 26 Juli 2017.
Sumber :
  • Lanud Adisutjipto Yogya

VIVA.co.id - Pesawat legendaris yang turut dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, yaitu pesawat Cureng, akan tampil dalam napak tilas peringatan Hari Bhakti ke-70 TNI Angkatan Udara di Yogyakarta.

DPR Minta KSAU Tonny Perkuat Postur Pertahanan Udara

Pesawat Cureng pernah digunakan TNI dalam operasi pengeboman tangsi Belanda di Salatiga, Ambarawa, dan Semarang pada 1947, dua tahun setelah Indonesia merdeka. Pesawat Cureng adalah pesawat peninggalan Jepang, dan disebut sekarang satu-satunya di dunia.

TNI Pamerkan Pesawat Tempur Gaek Pelaku Pertempuran Ambarawa

5 Pesawat Militer Terbaik dengan Baling-Baling

Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Adisutjipto, Marsekal Pertama TNI Novyan Samyoga mengatakan, peringatan hari bhakti pada 29 Juli 2017, mempunyai makna yang sarat nilai-nilai kejuangan.

"Makna ini sangat berarti bagi TNI Angkatan Udara. Pada tanggal tersebut, tepatnya 29 Juli 1947, ada dua peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya TNI Angkatan Udara," katanya di Yogyakarta pada Rabu 26 Juli 2017.

Jepang Akan Jual Jet Tempur, Tinggalkan Pasifisme Pasca Perang

Peristiwa pertama, katanya, keberhasilan Angkatan Udara Republik Indonesia dalam melakukan serangan udara terhadap kedudukan militer Belanda di Semarang, Ambarawa, dan Salatiga. Serangan udara itu serangan pertama oleh Angkatan Udara Republik Indonesia.

"Pristiwa kedua yang terjadi pada tanggal tersebut adalah tertembaknya pesawat Dakota VT-CLA yang mengakibatkan gugurnya para perintis Angkatan Udara Republik Indonesia, yaitu Komodor Muda Udara Abdulrachman Saleh, Komodor Muda Udara A. Adisutjipto, dan Opsir Muda Udara Adi Soemarmo Wirjokusumo," ujarnya.

Untuk mengenang dan mengabadikan peristiwa gugurnya para tokoh dan perintis Angkatan Udara itu, sejak 29 Juli 1955 diperingati sebagai Hari Berkabung AURI. Mulai 29 Juli 1962, diubah menjadi Hari Bakti TNI AU yang sejak saat itu seluruh warga TNI AU memperingatinya secara terpusat di Pangkalan Udara Adisutjipto. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya