Penipuan Siber WNA China juga Dilakukan di Negara Tetangga

Puluhan warga negara China terlibat kasus penipuan di Surabaya
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA.co.id – Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Brigjen Pol Fadil Imran menyebut ratusan warga negara asal China, yang ditangkap oleh tim satgas gabungan Mabes Polri dan Polda Metro Jaya, diduga melakukan kejahatan siber bukan hanya di Indonesia.

Areum Eks T-ARA Akhirnya Putus dengan Pacarnya Usai Menimbulkan Kontroversi

Mereka melancarkan aksi serupa di beberapa negara di Asean, seperti Thailand, Filipina, dan Vietnam. Mereka merasa mudah untuk memasuki negara-negara tersebut dan merasa negara-negara itu memiliki jaringan internet bagus.

"Saya kira sepanjang peluang untuk melakukan kejahatan itu ada. Dan bukan cuma Indonesia aja lho ini. Ini di Thailand ada, di Filipina ada, di Vietnam juga ada, di Kamboja juga ada. Jadi mereka bekerja dimana peluang itu besar seperti apa? Seperti kemudahan mereka masuk, yang kedua fasilitas internet," kata dia Markas Polda Metro Jaya, Senin 31 Juli 2017.

Syarat Iran Tak Jadi Serang Israel, Kisah Penyamaran Intel Kopassus hingga Sopir Bus Positif Narkoba

Jaringan ini juga mengaku memilih Indonesia sebagai lokasi penipuan karena biaya hidup di Indonesia murah. Mereka memilih kota besar di Indonesia sebagai lokasi melakukan penipuan agar tidak mudah dilacak oleh petugas.

"Ya mungkin, mungkin itu bisa (biaya hidup murah). Mungkin juga komunikasi dengan orang-orang Indonesia, makanan apa, kalau saya tanya ya, kayak makan relatif pas. Kalau kota kecil kan mudah di identifikasi. Kalau kotanya heterogen kayak Jakarta, Surabaya, dan Bali susah," tuturnya.

Viral Penipuan File APK Surat Panggilan Polisi, Begini Respons Polda Metro Jaya

Diberitakan sebelumnya, tim satgas gabungan Mabes Polri dan Polda Metro Jaya menggerebek beberapa rumah di tiga di Jakarta, Surabaya, dan Bali, Sabtu 29 Juli 2017.

Dari penggerebakan ini, sebanyak 148 warga negara China diduga melakukan kejahatan siber dengan korbannya di China. Modus mereka adalah dengan mengaku sebagai polisi, jaksa maupun petugas bank, dan mengatakan korban sedang terjerat kasus.

Para korban, yang ketakutan, lalu ditipu dengan iming-iming kasus dihentikan jika menyerahkan sejumlah uang. Namun, para korban yang curiga lalu melaporkan ke polisi China dan diteruskan ke Polri hingga dilakukan penangkapan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya