Puncak Kemarau Tiba, Ikan Raksasa Menepi ke Pantai

Aktivitas nelayan sedang melakukan bongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Rabu (9/8/2017)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Makna Zaezar

VIVA.co.id – Pertanda puncak musim kemarau telah dirasakan sebagain nelayan di Pantai Selatan Yogyakarta. Cuaca dingin dan angin yang bertiup kencang, memaksa mereka tak bisa melaut ke tengah.

Dukung Target Produksi KKP, Produsen Seafood Aruna Siap Perluas Pasar hingga Varian Produk

Meski begitu, fenomena kemarau tetap memberi berkah bagi para nelayan. Sebabnya, ikan-ikan berukuran besar justru menepi ke pinggir untuk mencari suhu yang hangat.

"Setiap tahun mendekati puncak musim kemarau, ikan yang ada di lautan dalam akan mencari air yang suhunya lebih hangat," ujar Sadino, seorang nelayan di Pantai Samas Kabupaten Bantul Yogyakarta, Kamis, 10 Agustus 2017.

Somalia: dari Nelayan Menjadi Bajak Laut, Kisah Pilu di Lautan Anarki

Karena itu, tanpa harus ke tengah laut, cukup dengan menebar jaring di tepi dengan menggunakan jaring Eret, kini para nelayan bisa mengumpulkan ikan berukuran besar dengan berat rata-rata di atas 10 kilogram.

"Jika beruntung sekali menjaring bisa menangkap 50 kilogram ikan dengan bobot ikan per ekor di atas 10 kilogram," ujar Sadino.

Begini Detik-detik Nelayan Gondol Hiasan Emas di Kubah Masjid Buru Maluku

Ikan-ikan 'raksasa' dari laut dalam yang menepi ke pantai, kata Sadino, umumnya berupa ikan berkualitas yang memiliki harga jual tinggi di pasaran. Misalnya, ikan Kakap Putih dan Kakap Kuning.

"Kakap putih per kilonya dihargai Rp20 ribu sedangkan kakap kuning dihargai Rp125 ribu per kilogramnya," kata Sadino.

Jaring Eret ala nelayan Yogyakarta, berupa jaring yang dipasang di tepi pantai dengan panjang antara 200 meter hingga 300 meter.

Karena itu, untuk menarik jaring ini membutuhkan banyak orang. Sekurangnya dua orang. "Berat sekali menarik jaringnya. Apalagi jika terdapat ikan," tambah nelayan lainnya, Mugari.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya