Alasan Arab Saudi Minta Jemaah Haji Tak Lama di Bandara

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag RI, Sri Ilham Lubis
Sumber :
  • Eko Priliawito

VIVA.co.id – Sejumlah pimpinan di Panitia Penyelenggara Ibadah Haji, atau PPIH Arab Saudi, menggelar rapat koordinasi di kantor teknis urusan haji KJRI Arab Saudi di Jeddah, Jumat 11 Agustus 2017.

77 Jemaah Haji Indonesia Masih di Arab Saudi Jalani Perawatan di Rumah Sakit

Rapat digelar untuk membahas fase pemberangkatan jemaah haji gelombang dua yang akan mulai datang pada pada Sabtu 12 Agustus 2017, melalui Bandaran Internasional Abdul Azis, Jeddah. Rapat juga untuk menanggapi edaran yang dikeluarkan Pemerintah Arab Saudi, agar jemaah haji tidak berlama-lama berada di bandara. Hal ini, agar tidak terjadi penumpukan jemaah.

Dalam rapat tersebut diputuskan, kalau jemaah haji gelombang dua harus sudah berpakain ihram dan berniat untuk umrah, saat berada di pesawat. Kemudian, untuk mempercepat waktu tunggu jemaah di bandara, maka jemaah diharuskan memberi tanda dengan pita berwarna. Sebenarnya, sudah lama ketentuan ini disosialisasikan. Tapi nyatanya, pada gelombang pertama, masih banyak jemaah haji yang tidak memberi tanda pita berwarna itu.

Kuota Jemaah Haji 2024 Diumumkan Sebanyak 221 Ribu, DPR RI Segera Bahas Perbaikan Penyelenggaraan

Karenanya, pada kedatangan jemaah gelombang kedua nanti dan sesuai dengan keputusan hasil rapat, jemaah diharuskan memberi pita warna pada kopernya. Hal ini akan dipastikan lagi oleh petugas kepada jemaah sejak berada di embarkasih.

"Mereka (ototitas bandara) telah siap mengelompokkan bagasi jemaah, itu asal ada kejelasan warnanya," ujar Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Sri Ilham Lubis, usai menggelar rapat, Jumat malam, 11 Agustus 2017.

1 Jemaah Haji asal Palembang Hilang, Menteri Yaqut: Kami Terus Cari

Menurut Sri, pada prinsipnya semua petugas yang terkait dengan pelayanan jemaah haji di bandara sudah siap untuk melaksanakan ketentuan yang diterapkan oleh Kementerian Haji Arab Saudi. Selain itu, pihak penerbangan yang terkait juga diminta untuk memperbanyak counter dalam gate layanan imigrasi.

"Ini agar mempercepat proses keimigrasian. Sehingga, setelah jemaah keluar dari gate langsung bisa segera diberangkatkan ke pemondokan," katanya.

Terkait dengan permasalah ini, layanan ketering juga akan dipastikan, agar jemaah mendapat makan setelah keluar dari bandara. Dan, telah dipastikan bahwa proses distribusi makanan untuk jemaah telah siap.

Sri menambahkan, penerapan aturan ini diberlakukan, karena Kementerian Haji Arab Saudi ingin situasi di bandara tidak kacau, karena penumpukan jemaah haji. Karena, tahun ini kuota jemaah haji dari seluruh dunia akan kembali normal.

"Kuota jemaah haji kembali ke kuota normal. Khusus Indonesia, juga ada penambahan kuota 10 ribu. Ini jumlah yang besar, karena itu perlu pengaturan yang lebih ketat lagi di bandara. Ini agar tidak terjadi penumpukan," katanya.

Pengaturan memang perlu diperketat, karena interval kedatangan pesawat yang mengangkut jemaah akan sangat dekat. Maskapai Garuda Indonesia misalnya, interval kedatangan pesawat yang satu dengan yang berikutnya sekitar dua jam, dan bila ada kendala, jeda kedatangan bisa hanya satu jam saja. Karena itu, jemaah yang sudah tiba harus segera dikeluarkan untuk memberi ruang kepada jemaah yang baru tiba.

"Memang, sangat beralasan kebijakan yang diterapkan ini," katanya.  
 
Selain itu, rapat juga membahas mengenai pergerakan jemaah saat di Armina. Sri memastikan bahwa PPIH Arab Saudi siap dengan hal ini dan telah mengantisipasi berbagai kejadian saat pergerakan jemaah mulai dari Arafah menuju Muzdalifah dan menuju Mina. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya